#11 - Daisy

1.7K 285 48
                                    

Niall dan Apple berlari untuk menghampiri Angel yang berteriak, mereka berhenti di teras belakang rumah dimana Angel sedang menangis sambil memeluk kelincinya. Kedua orang itu saling pandang sebelum akhirnya Niall yang memulai pertanyaan.

"Angel, ada apa, Sayang?" tanya Niall sambil berjalan mendekat dan berjongkok di samping putrinya yang sedang menangis. Niall memerhatikan kelinci berwarna putih itu yang kelihatannya sudah tidak bernyawa atau pingsan, dia tidak mengerti. Niall mengelus kepala putrinya. "Angel?"

"Daisy, Dad... Daisy... dia mati." Ucap Angel diiringi isak tangis dan sedetik kemudian tangisannya semakin menjadi.

Niall menoleh kepada Apple yang hanya mematung di tempatnya sebelum kembali mencoba untuk menenangkan Angel. "Kita kubur saja, ya?"

"Tidak!!!" pekik Angel.

Daisy segera bergegas menuju rumah mantan suaminya sesaat setelah mendapatkan telepon dari ibu mertua—mantan ibu mertuanya. Beliau mengatakan jika Angel tidak hentinya menangis selama hampir setengah jam karena kelincinya mati. Setelah merencanakan pertemuan selanjutnya dengan rekan barunya—Gillian, dia pun melenggang pergi dari apartemen wanita itu.

Maura sudah menunggu Daisy di halaman rumahnya. Dia menyambut Daisy dengan senyuman dan pelukan singkat yang hangat. Sudah hampir setahun kedua orang ini tidak bertemu satu sama lain, tidak juga berhubungan melalui telepon atau berkirim pesan.

"Bagaimana kabarmu, Mom?" sapa Daisy—terdengar canggung saat Daisy memanggil wanita paruh baya itu dengan sebutan itu, memang sudah sepantasnya dia mengubah panggilannya kepada mantan ibu mertuanya itu tetapi itu tidak mudah dilakukan.

"Baik, Das. Bagaimana denganmu?" Maura balik bertanya.

Daisy tersenyum. "Aku juga. Di mana anak-anakku? Dan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Daisy.

Maura tampak menarik napas. "Niall dan kedua anakmu datang, Angel menemukan kelincinya mati dan dia tidak hentinya menangis. Niall dan Apple tidak mampu menghentikannya begitu pun denganku. Mungkin kau bisa membantu. Ayo!"

Daisy tampak menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya mengikuti Maura memasuki rumah itu. "Apakah Barbara ada di rumah?"

"Tidak, dia sedang pergi." Maura mengarahkan Daisy untuk melihat sendiri keadaan putrinya di belakang rumah dimana kandang kelinci itu berada.

Sesampainya di sana, dia melihat Niall dan Apple yang duduk bersila di belakang Angel yang masih memeluk kelincinya sambil menangis. Kehadiran Daisy disadari oleh Apple dan bocah itu pun bangkit menyambut ibunya. Setelah menceritakan dengan singkat apa yang sedang terjadi Daisy pun berlutut di samping Angel dan menolehkan wajah Angel dengan tangannya, mengusap air mata gadis kecil itu dengan kedua ibu jarinya.

"Kau kenapa?" tanya Daisy.

Angel masih terisak—mungkin ini memang berlebihan tapi tampaknya dia sangat sedih. "Daisy mati, Mom."

Daisy mengangkat kelinci itu dan menaruhnya di lantai kemudian menarik Angel ke dalam pelukannya. Dia duduk dengan Angel berada di atas pangkuannya. Dia masih mencoba menenangkan gadis kecil itu. "Apple, kau kuburkan saja kelincinya."

"Tidak!" pekik Angel. Angel mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap Daisy kemudian menggeleng. "Tidak, Mom. Jangan."

"Sayang, apa kau mau kelincimu tidak bisa beristirahat dengan tenang?" tanya Daisy, Angel menggelengkan kepala sebagai jawabannya. "Lalu, biarkan Apple dan Daddy menguburkannya, oke?"

"Aku akan ambil sekopnya dulu." Niall bangkit dari lantai dan berjalan menuju shed. Dia kembali dengan cepat dengan sebuah sekop di tangannya.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang