"Kau tidak tidur, Das?"
Suara itu cukup mengejutkan Daisy dari lamunannya. Pun wanita itu menoleh dan melihat Niall berjalan menghampirinya. Mereka berdiri sejajar, di balkon, memandangi kota Los Angeles dari atas sana.
"Kau tidak tidur?" Daisy justru mengulang pertanyaan yang Niall berikan padanya.
Niall menyandarkan tubuhnya di pagar dan menatap lurus ke depan, "Aku tidak mengantuk." Ucapnya. Dengan kau berada di sekitarku aku tidak pernah merasakan kantuk karena hanya saat inilah aku bisa melihatmu. Aku tidak akan bertemu denganmu di hari-hari lainnya.
"Hmm..."
"Apa yang mengganggumu?" tanya Niall, "Jika ini karena aku menceritakan tentang kita kepada anak-anak, maka aku minta maaf."
Daisy menggeleng, "Tidak, bukan itu."
"Lalu? Mungkin jika kau berbagi denganku, pikiranmu akan lebih tenang."
Daisy tampak berpikir, cukup lama sampai akhirnya dia menghembuskan napas berat, "Aku takut jika Angel belum siap untuk semua ini."
"Apa?"
Daisy menoleh ke samping lalu bersandar pada pagar di belakangnya, "Semua perhatian, ketenaran yang ingin ia dapatkan. Aku takut jika dia belum siap menerima semuanya. Tentang siapa dirimu, siapa dia dan siapa aku sekarang."
"Aku akan selalu berdiri di belakangnya, Das. Saat dia terjatuh aku siap menangkapnya dan jika dia berbalik, aku siap memeluknya."
"Aku tahu tetapi bagaimana jika saat dia melakukan itu kau tidak di sana?" Daisy menoleh kepada mantan suaminya dan Niall kini tengah menatapnya. "Kau tidak selalu berada di rumah, Barbara ada di antara kau dan Angel sehingga gadis kecil kita akan merasa tidak nyaman untuk terlalu terbuka padamu. Aku mengkhawatirkannya."
Aku ingin menyingkirkan tembok di antara aku dan putriku dan menggantikannya dengan kepingan yang hilang di antara kita, yaitu kau. Batin Niall.
Pun Niall berbalik sehingga dia menghadap kepada titik yang sama dengan Daisy, di seberang jendela ada sebuah tempat tidur dimana kedua anak mereka telah tertidur dengan lelap di bawah selimut. Anak-anak yang selalu menginginkan kedua orangtua mereka ada di samping mereka setiap saat.
Angel seakan ingin menunjukkan siapa dirinya saat ini. Menunjukkan kekuatan apa yang dia punya sehingga dia tidak diremehkan oleh orang-orang yang selama ini melakukan itu padanya. Terlebih lagi dia merasa memiliki kekuatan lebih saat dia bersama kedua orangtuanya; seperti saat ini, mereka menghabiskan waktu bersama. Gadis kecil itu sudah merasa dia memiliki segala yang ia butuhkan.
"Di luar sana mulai menggila. Rumor itu mulai menghampiri kita, Niall." Ucap Daisy.
Jadi, itu yang kau khawatirkan. "Maaf soal itu, aku tidak bisa mengendalikan media, Das."
"Aku tahu. Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu, kan?" Daisy menatap Niall di sampingnya. "Mereka juga yang telah menghancurkan kita."
Niall terdiam. Dia tidak tahu harus menanggapinya seperti apa karena yang dikatakan wanita ini adalah benar. Dia tidak bisa menghentikan kabar buruk ini. Dan ya, memang benar jika Angel tampak ingin menunjukkan dirinya siapa kepada dunia yang mana membuat Niall mulai khawatir akan hal itu. Apa yang Daisy katakan memang benar, sudah sepatutnya mereka khawatir karena mereka tidak bisa mengendalikan segalanya.
"Kau sebaiknya tidur, ini sudah mulai larut. Kita diskusi mengenai hal ini lagi nanti." Ucap Niall.
Daisy masih terdiam. "Kita bisa menghentikan ini sebelum terlalu jauh, Niall." Ucap Daisy datar—nada bicaranya terdengar seperti ia telah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.