New York City
Daniel sedang mengerjakan tugas yang masih belum selesai di kantornya. Pria itu akan lembur jika ia masih belum menyelesaikan dalam waktu tiga puluh menit ke depan. Dia tidak memiliki pilihan lain, dia tidak bisa membawa pekerjaan itu ke rumah karena Ellie akan selalu meminta waktunya jika ia berada di rumah—gadis kecil itu sangat posesif kepada ayahnya. Daniel lupa jika putri kecilnya sedang tidak di kota itu.
Daniel sangat sibuk dengan pekerjaannya dan ia terus-menerus mengabaikan pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Pria itu tetap tidak peduli meskipun ponselnya tidak berhenti berdenting menandakan ada pemberitahuan yang masuk ke dalamnya sampai ponsel itu berdering. Ia harus berhenti sejenak untuk memeriksa siapa yang menghubunginya.
Daisy. Itulah nama yang tertera di layar.
"Hi." Sapanya kepada wanita di seberang telepon.
Diam.
"Kau sudah kembali dari liburan? Bagaiamana liburannya? Menyenangkan, bukan?" Daniel mencoba membuka pembicaraan.
Daisy terdiam cukup lama membuat Daniel berpikir jika bukan Daisy yang menghubunginya. Pikirannya tertuju kepada Niall tetapi semua itu dipatahkan saat Daisy mulai bersuara.
"Hey." Sapa Daisy di seberang telepon.
Entah mengapa pria itu berpikir jika Daisy sedang tidak baik-baik saja, "You okay?"
"Kau sedang sibuk?" Daisy tidak menjawab pertanyaan Daniel.
Daniel menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi di belakangnya, "Beberapa deadline-ku belum kuselesaikan. Aku masih di kantor saat ini. Ada apa?"
"Jika kau ada waktu aku ingin bertemu."
Daniel menegakkan tubuhnya, "Kau di mana?"
"Taman biasa."
"Aku akan ke sana, kau tunggu aku." Ucap Daniel. "Kau jangan kemana-mana, oke?"
"Oke."
Daniel memeriksa ponselnya sesaat setelah panggilan itu terputus. Dia melihat banyak pesan yang dikirimkan Daisy kepadanya. Dia segera menyesali tindakannya yang mengabaikan pesan itu.
Dia membutuhkanmu dan kau mengabaikannya. Kau tidak berguna. Daniel mengutuk dirinya sendiri.
Daniel segera membereskan pekerjaannya. Menyimpan pekerjaan yang belum selesai, mengemas barang yang perlu dia bawa karena dia akan menyelesaikannya di rumah setelah dia menemui Daisy. Tanpa membuang banyak waktu ia bergegas menuju tempat di mana Daisy berada.
Setibanya di taman tempat dimana ia dan Daisy sering menghabiskan waktu bersama, Daniel segera mencari keberadaan Daisy. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tetapi hasilnya nihil, dia tidak bisa menemukan Daisy di sana. Pikiran negatif menghinggapi pria itu, bagaimana jika Daisy menipunya? Wanita itu telah kembali kepada Niall, bagaimana jika ia menipunya sekarang? Atau Daisy ingin bertemu dan mengatakan supaya ia tidak mendekati wanita itu lagi?
Daniel hendak melangkah pergi tetapi sesuatu menghentikannya.
"Danny."
Daniel berbalik dan melihat Daisy berdiri tepat di belakangnya. "Das?"
Daisy maju satu langkah dan memeluk pria itu tanpa mengatakan apapun. Daniel tampak terkejut pada awalnya tetapi kemudian ia membalas pelukan itu. Daniel membungkus tubuh Daisy dengan miliknya, wanita itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu dan Daniel merasakan bajunya sedikit basah. Daniel menyadari itu dengan cepat lalu ia menangkupkan wajah Daisy dengan kedua tangannya; membuat wanita itu menatapnya dari bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.