#15 - Sound of the broken hearts

1.9K 338 78
                                    

Niall masih menatap Daisy yang tidak mau balik menatapnya.

Kenapa? Kenapa? Kenapa?

"Kenapa kau ingin aku melakukan itu?" tanya Niall lirih.

Daisy tampak terdiam di tempatnya dengan tangan Niall yang masih memegang miliknya. "Lakukan itu seperti kau ingin aku melakukannya." Ucap Daisy.

"Tidak. Aku tidak ingin melakukan itu." Bantah Niall. "Dan aku tidak ingin kau melakukan itu." Suaranya kian melunak. Dia bisa melihat kilauan cahaya di mata Daisy yang mulai meredup. Dia telah menangis.

Daisy mengambil sesuatu di saku blazer-nya dan menempelkannya di dada Niall. "Seharusnya kau tidak memberikan ini padaku!" sentak Daisy.

"Ap... maaf."

"Maaf, itu yang selalu kau katakan tapi apakah pernah kau mencoba untuk memperbaiki semuanya? Jika aku harus terus menjalani hidupku tanpamu, percayalah aku telah mencobanya. Kau ingin aku menemukan pria yang lebih baik darimu, aku melakukannya. Kau mencoba untuk menganggap semuanya baik-baik saja, aku juga melakukan hal yang sama tapi aku tidak butuh dirimu untuk mengingatkan tentang kegagalanku di masa lalu. Anggap saja kita sudah berakhir karena memang itulah kenyataannya." Daisy sudah tidak bisa menahan dirinya, dia mulai meledak-ledak. Beruntung semua orang sudah masuk ke dalam.

Niall menarik Daisy ke dalam pelukannya dan wanita itu tidak memberontak. Niall mengusap punggung dan rambut wanita itu naik turun; mencoba untuk menenangkannya. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitaran dan menemukan Violetta dan suaminya di teras belakang sedang menatapnya.

"Kalian baik-baik saja?" gestur Violetta mengisyaratkan seperti itu sambil menunjuk kepada Niall dan Daisy dan Niall menjawabnya dengan sebuah anggukan. Dengan itu, suami Violetta menariknya masuk dan meninggalkan Niall hanya bersama dengan Daisy—hanya berdua.

"Maafkan aku. Aku tahu aku bersalah. Kau yang memintaku untuk mencari tahu tentang anak itu, kan? Aku sedang melakukannya. Jika saja kau tidak menolakku, Daisy." Bisik Niall lirih.

"Jika kau mau melakukan ini, mengirimiku surat seperti ini, lakukan dari dulu, Niall. Beritahu aku jika kau menyesal, bukan sekarang. Kau hanya membuka luka masa lalu itu." Ucap Daisy di tengah tangisannya.

"Aku tahu, aku menyesal. Aku menyesali semuanya dari awal. Aku sangat menyesalinya. Aku menulis ribuan surat untukmu namun, tidak ada setitik keberanian pun di dalam diriku untuk mengirimkannya." Ucap Niall, bening air mata sudah memenuhi pelupuk matanya saat dia mengingat kejadian dua tahun yang lalu. Ya, dia melakukannya, dia menulis banyak surat namun, tidak ada satu pun surat yang sampai pada Daisy. Dia tidak punya cukup keberanian untuk melakukan itu.

Diam. Daisy masih terisak dan Niall bisa merasakan kemejanya basah karena air mata wanita itu. Niall meletakkan dagunya di puncak kepala Daisy. Dia masih mencoba mendekap wanita itu yang kini sudah mau balik memeluknya. Daisy melingkarkan kedua tangannya di tubuh Niall dan memperkecil jarak di antara mereka.

"Hari musim dingin lainnya telah datang dan pergi, di Paris dan Roma, tapi aku ingin pulang. Mungkin aku dikelilingi ribuan orang tapi aku masih merasa kesepian, aku hanya ingin pulang. Aku merindukanmu, kau tahu. Dan aku telah menjaga surat-surat yang telah aku tulis untukmu, setiap satu baris atau dua, aku baik-baik saja, Sayang, bagaimana kabarmu? Dan ketika aku akan mengirimkannya tapi aku tahu kalau itu saja tidak cukup, kata-kataku dingin dan datar dan kau pantas mendapatkan lebih daripada itu."

Daisy terdiam.

"Penerbangan lainnya, tempat dengan musim panas lainnya, aku beruntung dan aku tahu, tapi aku ingin pulang. Aku harus pulang. Biarkan aku pulang, aku begitu jauh darimu tapi aku ingin pulang. Biarkan aku pulang, aku telah mencoba sebisaku, aku telah selesai, aku ingin pulang. Dan tampaknya aku menjalani kehidupan orang lain, itu satu langkah di luar dan semuanya tampak baik-baik saja. Dan aku tahu mengapa kau tidak bersamaku, ini bukanlah mimpimu tapi kau percaya padaku. Biarkan aku pulang, sayang semuanya akan baik-baik saja, aku akan pulang malam ini. I'm coming back ho—"

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang