Holaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!
Ada yang kangen aku? Adakah yang masih menunggu kelanjutan cerita absurd ini?
I cant believe it, after all these months and finally I wrote this story again (:
***
"Aku melakukannya lagi."
"Aku tahu."
"Ya, kau pasti sudah tahu dan kau pantas memarahiku sekarang," Pria itu tersenyum ironi—menertawakan dirinya sendiri dengan segala kebodohan yang dia lakukan berulang kali.
Terdengar suara kekehan pelan di seberang sana. "Jika aku ibumu maka aku akan melakukannya tanpa kau minta."
"Kenyataannya kau bukan ibuku dan kau sering kali melakukannya."
Terdengar suara desahan berat di seberang sana. "Aku meminta maaf untuk itu."
"Jadi kau akan datang untuk menjemput Angel, Das?" tanya pria itu kepada lawan bicaranya di seberang telepon.
"Kau bercanda! Tentu saja tidak." Wanita itu—Daisy tertawa pelan di seberang sana.
Niall tampak bingung mendengar jawaban mantan istrinya itu. "Kau yang bercanda! Mengapa tidak? Apakah kau akan mengecewakan Angel?"
"Kau yang melakukan kesalahan lalu mengapa aku yang harus membayar untuk itu?" tanya Daisy.
Niall menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu?"
"Well, kau yang mengecewakan Angel lalu mengapa aku yang harus datang untuk mengobati kekecewaannya itu?" tanya Daisy. "Kau yang bertanggung jawab dan oh ya, apa kau pernah mendengar tentang ini 'Hanya orang yang menimbulkan luka yang dapat menyembuhkannya.' Dan sekarang aku bertanya, siapa yang mengecewakan Angel?" tanya Daisy lagi.
"Aku."
"Itu berarti yang melukai hatinya adalah?"
"Aku juga."
"Dan kau tahu siapa yang bisa menyembuhkan luka itu, bukan?"
"Ya, orang itu adalah aku."
"Dan kau juga pasti tahu apa yang harus kau lakukan sekarang."
"Tidak." Jawab Niall. "Berikan aku beberapa saran."
Daisy tertawa. "Tidak, Niall. Do it in your own way."
"Oh, Das. Aku sedang tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang. Jika aku melakukan satu kesalahan lagi maka Angel akan membenci aku sebagaimana dia berharap aku membencinya. Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu."
"Seperti kau yang tidak bisa membenci Angel maka kau juga takkan membiarkan Angel membencimu, bukan?"
Niall mendesah panjang. "Ya, kau benar."
"Dan aku harus bersiap untuk pergi bekerja sekarang. Aku juga belum menyiapkan sarapan untuk Apple. Aku akan tutup teleponnya."
"Wish me luck dan terima kasih untuk semua saranmu."
"Good luck!"
"Thanks."
"Bye!"
Niall menghela napas panjang setelah teleponnya terputus. Dia memikirkan cara bagaimana membuat Angel tidak membencinya atau Angel meminta hal yang tidak bisa pria itu lakukan—membenci putri kecilnya. Meskipun Angel sering kali membuatnya kesal dan marah tetapi tentu saja itu tak lantas membuat Niall membenci putri kecilnya itu. Kenyataannya sampai detik ini Angel adalah wanita diurutan pertama yang terpenting dalam hidupnya meskipun dia jarang bisa merealisasikan itu namun dia tahu benar jika dia sudah berusaha dengan begitu keras—dengan caranya sendiri yang menurut orang lain adalah sebuah kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.