New York City
Apple berjalan di koridor sekolah, ini hari pertamanya masuk ke sekolah setelah dia mengambil liburan panjang di UK. Beberapa pasang mata memandanginya dan dia hanya membalas orang-orang itu dengan senyuman di wajahnya.
"Welcome home, bro!" Apple disambut oleh Dave saat dia memasuki kelasnya.
Apple berjabat tangan dengan Dave dan memeluknya. "It's been a long time."
Dave melepas pelukannya dan memandangi penampilan Apple hari ini. Apple mengenakan t-shirt berwarna putih dibalut dengan kemeja lengan pendek berwarna hitam dipadukan dengan celana jeans pendek lengkap dengan sepatu olahraganya. Dia terlihat tampan.
"Kau terlihat berbeda." Ucap Dave seraya menepuk-nepukkan telunjuknya di dagunya.
"Apa yang berbeda?" tanya Apple bingung.
"Hmm..." Dave berjalan mengitari tubuh Apple. "Kuperhatikan kau semakin keren. Apakah di UK kau belajar untuk menjadi seseorang yang terlihat seksi sehingga semua mata akan tertuju padamu, hmm?"
Apple tergelak. "Kau ini berbicara apa, Dave."
Dave berhenti di depan Apple. "Well, aku tidak heran sih. Kau adalah anak dari Niall Horan. Pantas saja kau tampan, man."
Apple kembali tergelak. "Ayo duduk sebelum bicaramu semakin ngelantur." Apple merangkul Dave dan berjalan bersama menuju kursi mereka.
"Hi, Apple! Senang melihatmu kembali ke sekolah." ucap seorang gadis yang duduk di hadapannya.
Apple tersenyum. "Hi, Helen. Ya, senang kembali bertemu dengan kalian."
"Apa kau sudah menyelesaikan tugas untuk hari ini? Dave pasti sudah memberitahumu, kan? Dan jika kau memiliki kesulitan dengan mata pelajaran yang kau tinggalkan selama kau absen, aku bisa membantumu." Gadis bernama Helen itu tersenyum saat menawarkan bantuan kepada Apple.
"Hey, Nona. Aku perlu bicara dengan sahabatku, bisa berikan kami waktu?" ucap Dave sebelum Apple bisa menjawab ucapan Helen.
Helen cemberut kepada Dave. "Apa masalahmu, hey? Aku hanya mencoba memberikan bantuan kepada Apple."
"Well, terima kasih, Helen. Aku akan mencarimu saat aku mendapatkan kesulitan dan Mrs. Katy sudah mengirimkan e-mail kepada ibuku mengenai tugasnya, terima kasih telah mengingatkan." Ucap Apple.
Helen tersenyum. "Baiklah." Dan gadis itu membalikan tubuhnya menghadap ke depan sehingga membelakangi Apple.
"Aku heran mengapa para gadis begitu perhatian terhadapmu. Kau lihat bagaimana cara Helen berbicara denganmu tadi? Dia berbicara sambil tersenyum dan seakan ada bintang yang bersinar di dalam kedua bola matanya saat dia menatapmu." Bisik Dave.
Apple hanya tertawa. "Kau berlebihan. Hey, tebak, apa yang akan aku tunjukan padamu." Ucap Apple.
"Apa? Hadiah untukku? Wah, terima kasih tapi aku sedang tidak berulang tahun dan apakah itu persetujuan ibumu untuk kita menerima tawaran membuat komik?" tanya Dave antusias.
Apple mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya dan menujukan ponsel barunya kepada Dave. "Look!"
Dave tersenyum lebar. "Wah, kau memiliki ponsel, man!" pekik Dave dan itu membuat semua orang di dalam kelas menatapnya. "Hey, tenang, kawan-kawan kami tidak membawa bom yang akan meledak sebentar lagi jadi buang tatapan horror kalian itu dan biarkan kami berbicara." Ucap Dave sambil menatap satu per satu teman-temannya.
Apple menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Kau memalukan. Astaga!"
"Sial, Apple." Ucap Dave dan Apple menyingkirkan tangan dari wajahnya dan menatap Dave. "Ini keluaran terbaru dan aku akan meminta ibuku untuk membelikanku ponsel seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.