#55 - The tide

205 34 17
                                    

"Ellie." Daniel memanggil putrinya yang kini sedang sibuk bermain dengan boneka milik Angel-dia rasa.

Yang dipanggil menoleh ke sumber suara. "Lihat, Dad. Boneka Angel banyak sekali." Ucap gadis kecil itu sambil tersenyum lebar.

"Apa kau sudah meminta izin Angel untuk memainkannya?" tanya Daniel.

Ellie seketika terdiam dan Daniel segera tahu jawaban dari pertanyaannya.

"Sayang, kau tidak boleh menyentuh barang yang bukan milikmu. Kembalikan pada tempatnya." Ucap Daniel pelan seraya berjalan menghampiri putri kecilnya.

Tanpa menjawab Ellie menyusun kembali boneka-boneka milik Angel di lemarinya. Sementara Ellie memberesi bonekanya, mata Daniel berkeliling ke seluruh penjuru kamar dan pandangannya terpaku pada sebuah figura yang cukup besar tertempel di dinding, ada potret Niall dan Daisy sedang menggendong kedua anaknya, sepertinya potret itu diambil tidak lama setelah Daisy melahirkan.

Niall bahkan tidak menurunkan figuranya, bahkan saat dia telah menikah lagi. Mereka terlihat sangat bahagia. Apakah Barbara tidak cemburu melihat itu? Batin Daniel.

Daniel terkejut dengan Ellie yang tiba-tiba memeluk kakinya dan membuat pria itu tersadar dari segala pemikirannya tentang Niall dan Daisy beserta kedua anaknya. Daniel menunduk dan melihat putrinya sedang menatapnya dari bawah sana. Kedua sudut bibir pria itu melengkung ke atas. Pria itu mengusap kepala putrinya dengan halus.

"Daddy mau membelikan aku boneka lagi, kan?" tanya gadis kecil itu.

Masih tersenyum-Daniel mengangguk. "Tentu."

"Tapi Daddy jangan potong uang jajanku, ya?"

Daniel tertawa. "Baiklah."

"Kalian sedang apa di sini?" suara itu mengejutkan Daniel dan putrinya.

Ellie dan Daniel menoleh ke belakang dan menemukan Niall yang sedang berjalan mendekat kepada mereka. Ellie mengeratkan pelukannya kepada ayahnya.

"Uncle Niall, aku hanya melihat-lihat boneka milik Angel." Ucap Ellie. "Daddy sudah memintaku merapikannya kembali dan aku akan meminta maaf kepada Angel karena sudah memainkan bonekanya." Tambah gadis kecil itu lagi.

Niall tersenyum gemas kepada putri dari Daniel ini. Pun pria itu menurunkan tubuhnya sehingga sejajar dengan gadis kecil itu. "Kau suka boneka?" tanyanya dan dijawab anggukan oleh Ellie. "Kau suka boneka yang mana?" tanya Niall lagi.

Dengan ragu Ellie menjawab, "Hmm... teddy berwarna pink dan Barbie."

Niall kembali berdiri dan mengambil boneka yang baru saja disebutkan oleh Ellie. "Yang ini?" tanya Niall dan dijawab anggukan oleh Ellie. Niall mengambil boneka-boneka itu dari lemarinya lalu membawanya kepada Ellie. Niall kembali menyejajarkan tinggi badannya dengan gadis kecil itu. "Aku berikan ini untukmu." Niall memberikan boneka teddy bear-nya kepada gadis kecil itu.

"Terima kasih, Uncle." Ucap Ellie dan ketika gadis kecil itu ingin mengambil boneka Barbie-nya, Niall tidak memberikan.

"Aku akan memberikan ini jika kau memberikanku alasan mengapa kau pantas mendapatkan ini." Ucap Niall.

Tanpa berpikir panjang, Ellie mulai membuka mulutnya dan menjawab pertanyaan Niall. "Sejak aku adalah penggemar Uncle dan aku sudah membeli semua lagu Uncle, maka aku bisa mendapatkan hadiah dari idolaku dan juga, saat pembagian hasil ujian kemarin aku di urutan ketiga dari delapan belas siswa."

Niall terkekeh pelan mendengar jawaban gadis kecil itu. "Baiklah, ini untukmu."

"Terima kasih, Uncle Niall." Ucap Ellie.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang