Angel dan Apple masih memandangi ayah mereka yang sedang berfoto bersama para penggemarnya. Mereka tampak sabar—pada awalnya. Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, para penggemar itu tampak tak surut dan terus berdatangan.
Angel menatap mereka dengan kesal. "Aku harus melakukan sesuatu." Ucap Angel.
Apple segera menahan Angel saat gadis itu hendak menghampiri ayahnya. "Jangan, Angel. Kau ingat pesan Mommy, bukan?"
Angel memutar bola matanya.
"Don't roll your eyes on me like that." Ucap Apple dengan tegas.
"C'mon, bro! Aku tidak mau kita tertinggal konsernya. Bagaimana jika konsernya telah dimulai?" tanya Angel. "Kita datang ke sini untuk menonton konser bukan Daddy mengadakan Meet & Greet secara mendadak, dan kau lihat di sana?" Angel menunjuk ke arah ayahnya. "Daddy terus mencoba terlihat ramah dan baik hati di sana, dengan muka sok innocent, duh." Angel melepaskan tangannya dari Apple dan menghampiri Niall.
"Dasar anak perempuan." Gumam Apple.
Angel mencoba menerobos kerumuman para penggemar ayahnya yang kini justru semakin padat. "Permisi, permisi." Ucap Angel dan tampaknya orang-orang itu enggan memberinya jalan. "Per.mi.si!" ucap Angel tegas, mengapa mereka tidak mau memberi jalan kepada gadis kecil cantik ini? Aku ini princess Horan. C'mon. gumam Angel.
Tidak menyerah—tipikal Angel, dia mencoba kembali menerobos dengan mendorong beberapa orang. Dia sempat mendengar beberapa orang mengumpat padanya, siapa peduli. "Berhenti terus memeluk Daddy-ku seperti itu!" ucap Angel setengah berteriak.
Niall langsung mencari sumber suara itu—suara yang sangat dia kenal dan kedua mata Niall menemukannya. "Permisi." Niall langsung menghampiri Angel yang masih berada di kerumunan itu. Barulah setelah itu, orang-orang itu membuka jalan untuk Angel—bukan, untuk Niall.
Angel langsung melompat ke pelukan Niall saat pria itu sedikit membungkuk untuk berbicara dengannya dan dengan cepat pria itu mengangkatnya ke dalam gendongannya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Niall.
Angel menatap ayahnya. "Apa yang Daddy lakukan di sini? Kita tidak sedang mengadakan Meet & Greet, kan?" tanya Angel.
Niall tertawa mendengar pertanyaan putrinya. "Oke, maafkan Daddy." Dengan itu Angel menenggelamkan wajahnya di leher ayahnya. "Maaf, nona-nona tapi aku harus pergi." Ucap Niall seraya melangkahkan kakinya keluar dari kerumunan itu.
Angel masih memeluk ayahnya dengan sangat erat saat samar-samar dia mendengar orang-orang itu membicarakannya. Apakah dia Angel? Oh putri Niall sudah besar. Dia sangat cantik. Dia lucu sekali bla bla bla.
Dalam hati Angel mendengus kesal, kalian dari mana saja? Kalian tidak memberikan jalan padaku bahkan mendorongku dan kalian baru menyadari aku ini Angel? Hello?
Niall mengulurkan tangannya saat berada tepat di hadapan Apple. Pun Apple segera menyambut tangan itu dan mereka berjalan menuju ke area konser. "Maaf membuat kalian menunggu lama." Ucap Niall.
"Tidak apa, Dad." Jawab Apple. "Angel, bisakah kau turun dari gendongan Daddy? Kau sudah besar." Protes Apple.
"Tidak, kalau mereka menyerbu Daddy, bagaimana?" ucap Angel.
"Tu-run. Angel!" ucap Apple tegas.
"Iya, iya. Dad turunkan aku." Ucap Angel, tanpa butuh waktu lama Niall menurunkannya dari gendongan. "Daddy, ingat ya, Daddy jangan sok ganteng." Angel menekan dua kata terakhir dari kalimatnya.
Niall tampak tersenyum mendengar ucapan putrinya. "Tidakkah kau setuju kalau Daddy ganteng, man?" tanya Niall kepada Apple.
Apple mengangguk, "Kita ini sama-sama ganteng, Dad."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.