#41 - Lost in reality

830 111 48
                                    

Hiiiiiii!!!

I miss you guys, alot. First, forgive me for this super duper late update. Aku php ya? Ikr but I'm so sorry. 😁

Second, ada yg kangen cerita ini?

Third, terimakasih untuk readers setia yg udah setia nunggu cerita ini. (Padahal aku tau kalo gaada yg nunggu. 😂)

Fourth, jika kalian berpikir aku nulis sambil denger lagu 5sos setelah liat judul, tebakan kalian tepat. 😆

Last, happy reading!

***

New York City

Daisy duduk di café sore itu, dia sedang menunggu seseorang. Dia juga terus mencoba menghubungi Niall dan membicarakan soal Angel tapi pria itu tidak kunjung menjawab telepon atau pun membalas pesannya dan seminggu telah berlalu. Ada apa dengan pria itu?

Suara lonceng yang berbunyi menandakan ada pelanggan lain yang masuk namun Daisy tidak mau peduli untuk sekadar melihat siapa itu. Dia telah melihat terlalu banyak orang hari ini dan itu membuatnya semakin pusing.

"Daisy, kau sudah lama?" seseorang menarik kursi dan duduk di hadapan Daisy.

Daisy mengangkat wajahnya dan menatap orang yang kini berada di hadapannya. Matanya berbinar dan dia bangkit dari kursinya lalu menghampiri orang itu. "Ya Tuhan, syukurlah, Will. Kau sudah lebih baik."

Orang itu-William tersenyum seraya mengangguk. "Ya, aku sudah lebih baik sekarang. Duduklah, Das."

Daisy duduk di samping William. "Kau mau pesan minuman?" tanyanya.

"Aku mau jus jeruk dan kentang goreng juga." ucap William.

Daisy mengangguk. "Baiklah." Daisy memanggil pelayan dan memesan makanan untuk William.

William, bocah itu mengajak Daisy bertemu. Dia mengatakan jika dia ingin membicarakan sesuatu dengan wanita itu. Sudah hampir dua minggu hubungan Daisy dan Daniel berakhir dan itu sudah hampir satu bulan semenjak Daisy berbicara dengan William di sekolahnya dan juga tepat seminggu setelah Apple mengatakan jika sikap Niall berubah terhadap Angel. Oh, betapa cepatnya waktu bergulir.

"Bagaimana kabarmu?" William memecah keheningan di antara mereka.

Daisy mencoba tersenyum. "Cukup baik, kurasa. Bagaimana denganmu?"

"Well, seperti yang kau lihat." Jawab William

"Kau bisa makan dulu." Ucap Daisy sesaat setelah pelayan membawakan pesanannya.

William mengangguk. Dia mengambil sepotong kentang dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Kau tahu, Ellie selalu membicarakan tentang kentang goreng setiap kali dia pulang dari menghabiskan waktu bersamamu dan Apple dan dia selalu ingin ada kentang goreng di meja." William terkekeh pelan.

Daisy ikut terkekeh, "Apple sangat menyukai kentang goreng dan dia selalu memesan itu setiap kali kami pergi makan di luar, mungkin Ellie jadi menyukainya juga."

"Kau benar. Bagaimana kabar Apple?"

"Dia baik, dia sedang sibuk menggarap komiknya bersama Dave."

William menyedot minumannya. "Jadi, tujuanku ingin bertemu denganmu adalah karena aku pernah mengatakan padamu jika aku akan menceritakan beberapa hal tentang kami, kau ingat?" tanya William.

Daisy mengangguk pelan. "Ya, aku ingat."

William membuang pandangannya ke luar jendela, matanya menerawang entah ke mana. "Daisy, kau tahu, kami telah melalui masa-masa sulit selama ini tapi itu seakan berakhir saat kami bertemu denganmu, saat kau mulai memasuki kehidupan kami dan mengisi setiap lembarannya." William menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Sikapku yang terus mengabaikanmu, itu bukan berarti aku tidak menyukaimu, kami menyukaimu termasuk aku tapi seperti yang pernah aku katakan jika aku telah kehilangan sosok ibu untuk waktu yang begitu lama dan aku sudah terbiasa dengan itu. Kami tidak seperti yang kau lihat, Daisy, kami tidak seperti itu." William kembali menatap Daisy dan mereka saling tatap untuk beberapa detik.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang