The other night, dear, as I lay sleeping I dreamed I held you in my arms
But when I awoke, dear, I was mistaken
So I hung my head and I cried
In all my dreams, dear, you seem to leave me
When I awake my poor heart pains
So when you come back and make me happy
I'll forgive you, dear, I'll take all the blame
You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know, dear, how much I love you
Please, don't take my sunshine away
Daniel melihat putri kecilnya terlelap di bawah selimut galaksinya. Gadis kecil itu seperti malaikat yang sangat indah dan terlihat sangat damai dalam tidurnya. Ucapan Ellie beberapa saat lalu masih terngiang di telinga pria itu. Jika Ellie mengatakan itu karena dia cemburu ayahnya meluangkan banyak waktu untuk Daisy, dia salah. Ellie akan mengatakan itu saat pertama kali dia mengenal Daisy. Satu hal yang pria ini tahu adalah, putrinya mengatakan hal yang benar jika Daisy tidak akan bisa membalas semuanya sebanding dengan apa yang telah dia terima dari pria ini.
Daniel mencium kening putrinya sebelum akhirnya mematikan lampu kamar itu dan meninggalkan putrinya yang sudah terlelap. Dia pergi ke kamarnya, duduk di tepi tempat tidur dan membuka laci nakasnya untuk mengambil sebuah foto. Dia mengusap foto itu karena dia sangat merindukan figur seorang wanita di dalam foto itu. Wanita yang telah menghabiskan sisa hidupnya untuk menemani Daniel di saat suka maupun duka. Namun sekarang dia tidak pernah bisa untuk bertemu dengan wanita itu lagi.
Daniel pergi ke kamar mandi dan menatapi dirinya sendiri di cermin. Dia melihat sosok seorang yang tidak pernah melakukan hal yang benar dalam hidupnya, seseorang yang tidak berguna, seseorang yang tidak bisa menjaga seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya.
"Kau memang sangat tidak berguna!" Daniel meneriaki bayangannya sendiri di cermin. Dia meninju cermin itu hingga pecah berkeping-keping. "Kau adalah penyebab kematiannya!" Daniel menangis dan terkulai di lantai dengan darah segar keluar dari tangannya yang terluka akibat pecahan cermin itu.
"Dad, Ya Tuhan! Apa yang kau lakukan, Dad?!" William berteriak panik saat melihat kondisi ayahnya yang begitu hancur. William mencoba untuk duduk di lantai namun Daniel mendorongnya.
"Menjauh atau aku akan melukaimu juga!" pekik Daniel.
"Dad, aww!!" William berteriak kesakitan saat dirinya terhempas ke lantai dan tongkatnya ikut terpental. "Lukai aku jika itu bisa membuatmu lebih tenang, Dad!" ucap William dan mencoba merangkak menghampiri Daniel. "Tenanglah, Dad. Ada apa denganmu?" William berhasil memeluk Daniel.
"Aku adalah manusia tidak berguna." Daniel terus mengutuki dirinya sendiri.
"Tenanglah, Dad. Aku mohon."
"Aku membuat kita kehilangan Miranda. Aku tidak berguna."
***
"Apple, apa kau sudah tidur?" Daisy mengetuk pintu kamar putranya.
"Tidak, Mom. Masuk saja, pintunya tidak dikunci." Sahut Apple dari dalam.
Daisy membuka pintunya perlahan dan melihat Apple tengah duduk di atas tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya. "Ini sudah sangat larut. Mengapa kau belum tidur?" tanya Daisy seraya berjalan masuk dan duduk di tepi tempat tidur putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.