#38 - Stand by me

666 111 24
                                    

New York City

Apple duduk menyendiri di kursi paling belakang di kelasnya. Semua anak telah berhambur keluar untuk menikmati waktu istirahat mereka namun tidak dengan bocah ini. Ini adalah hari ketiga setelah pembicaraannya dengan Angel yang menggantung hari itu. Angel tidak mencoba menghubunginya lagi dan dia pun melakukan hal yang sama. Dia memandangi kontak Angel di ponselnya dan mencoba mengetik sesuatu.

To: Sista <3
Tidakkah menurutmu kita perlu bicara?

Ting!

From: Sista <3
Membicarakan apa? Kupikir kita sudah tidak satu pemikiran lagi.

To: Sista <3
Aku perlu mengatakan sesuatu kepadamu. Apakah kau mau mendengarkan aku?

From: Sista <3
Bicaralah

To: Sista <3
Aku ingin kita melakukan video call

From: Sista <3
Tunggu, aku  bersiap dulu

To: Sista <3
Oke

"Apple! Apa kau tidak mau makan siang?" suara itu membuat Apple mengalihkan perhatiannya dari ponselnya dan juga Angel.

Apple menoleh ke sumber suara dan dia mendapati Dave berjalan menghampirinya. "Dave, kumohon. Aku perlu berbicara dengan Angel. Tinggalkan aku sendiri." Ucapnya.

Dave duduk di hadapan temannya itu. "Kau ada masalah? Kau bisa membaginya denganku."

Apple mengangguk seraya tersenyum. "Iya, Dave. Aku akan menceritakannya padamu nanti. Sekarang, beri aku ruang, aku perlu membicarakannya dengan Angel dulu."

"Apakah Angel itu kekasihmu, Apple? Apakah kalian sedang bertengkar?" dua orang gadis datang menghampiri mereka.

Apple mengalihkan pandangannya kepada dua orang gadis yang tidak lain adalah teman perempuannya juga. Mereka terlihat dalam satu kelas pada beberapa mata pelajaran. "Ap—"

"Ya, dia kekasihnya Apple. Sekarang lebih baik kalian mundur karena hati Apple sudah ada yang memiliki." Dave memotong perkataan Apple.

Apple kembali mengalihkan pandangannya kepada temannya itu. "Apa yang kau katakan?" tanyanya kepada Dave.

"Dengar, girls. Apple merahasiakan ini karena dia tidak ingin kalian semua patah hati tapi sekarang bagaimana pun kalian harus bisa menerima kenyataan ini. Pahit, bukan?" ucap Dave lagi.

"Aku tahu, aku sudah menduganya. Kalian terlihat beberapa kali mengunggah foto kalian berdua. Tapi, Apple, jika kau tidak keberatan maukah kau balik mengikutiku di instagram?" tanya salah seorang gadis itu lagi.

Apple tampak terdiam. "Memang sejak kapan kau mengikutiku di instagram?"

"Semenjak akunmu tidak dikunci lagi."

Apple tampak terkejut. "Sejak kapan aku membuka akunku untuk umum?" tanyanya bingung.

"Semenjak temanmu itu membajak akunmu tentunya." Salah seorang gadis itu kembali berbicara.

"Dave?"

"Apple akan mengikuti kalian, sekarang kalian pergilah." Ucap Dave.

Apple menatap Dave dengan serius, menunggu penjelasan dari sahabatnya itu. Semenjak kapan Dave menjadi berani seperti itu?

"Aku bisa menjelaskannya, mate." Ucap Dave. "Mereka terus menerorku dan memintaku untuk mengatakan kepadamu jika kau harus menerima semua permintaan mereka untuk mengikuti akunmu, itu membuatku gila. Jika aku mengatakan kepadamu, aku tahu kau tidak akan setuju jadi, aku melakukannya secara diam-diam. Ya, aku membajak akunmu melalui ponselmu. Kupikir, kau sekarang harus membuat akun khusus untuk para penggemarmu." Dave mencoba menjelaskan.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang