#63 - Wind up

172 37 21
                                    

"Dia di dalam?" tanya Niall kepada seorang wanita yang sudah menunggunya sedari tadi.

Wanita itu mengangguk, dia telah bersiap untuk pergi terlihat dari penampilannya dan juga sebuah koper dan tas besar yang ia jinjing. "Dia sangat kacau."

"Sekacau apa?" tanya Niall namun masih tidak terdengar khawatir dengan seseorang yang tengah mereka bicarakan.

Wanita itu tersenyum miris, "Sekacau dirimu beberapa tahun yang lalu."

Niall menyeringai.

"Ditambah aku mengundurkan diri." Ucap wanita itu lagi, "Aku hanya tidak ingin terlibat jika ini semua semakin memburuk. Aku mempertaruhkan hidupku untukmu, kau tahu."

Niall melingkarkan lengannya di leher wanita itu, "Well, maaf untuk itu. Tidak ada yang kupercaya selain kau dan tidak ada yang akan melakukannya sebaik dirimu, Nora."

Wanita itu—Nora menjawab, "I know."

"Aku tidak bisa hanya berterima kasih." Ucap Niall.

"Well, simpan ucapan terima kasihmu untuk nanti. Apakah ini tidak terlalu berbahaya, Niall?" tanya Nora—khawatir.

Niall tersenyum, "Aku sudah berada dalam bahaya selama tiga tahun terakhir. Ini bukan apa-apa."

"Oke, jangan libatkan aku lagi. Aku sudah tidak ingin berhubungan dengannya."

Niall mengangguk, "Tentu." Pria itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan dua buah kunci. "Ini kunci mobil dan rumahku."

Nora menerima kunci itu, "Apakah keponakanku baik-baik saja? Dia pasti sangat senang."

"Dia tidak hentinya bercerita, kami merencanakan sesuatu yang menarik dan kali ini rencanaku yang akan berjalan dengan baik juga." Niall tersenyum puas.

"Aku pergi sekarang. Good luck." Ucap Nora menarik diri dari Niall dan melangkah pergi.

"Take care." Ucap Niall.

Nora berbalik lalu tersenyum, "You too."

Nora masuk ke dalam mobil milik Niall lalu membunyikan klakson sekali menandakan ia siap untuk pergi. Nora melajukan mobilnya meninggalkan Niall dan pria itu memandangi kepergian wanita itu sampai mobilnya menghilang di pertigaan. Niall menatap rumah besar di hadapannya, menghembuskan napas panjang yang berat kemudian melangkah masuk.

Hal pertama yang dia lihat setelah membuka pintu adalah suasana yang hening. Pun Niall melangkahkan kakinya memasuki rumah itu dan pergi menuju ruang tamu dimana wanita yang bisa dia sebut istri sedang duduk di sofa dan bayi kecilnya ada di atas permadani ditemani mainan-mainannya.

"Da-da!" ucap bayi itu dan Niall menghampirinya sambil tersenyum.

Niall berjongkok di depan bayi itu, "Apa yang sedang kau lakukan, hmm?" bayi itu mengangkat bonekanya seakan ingin menunjukkannya kepada Niall dan pria itu menerimanya.

"Aku akan membawanya ke kamar." Ucap wanita yang sedari tadi duduk di sofa seraya mengangkat dan membawa bayinya pergi.

Niall duduk di sofa sambil mengistirahatkan tubuhnya. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Dia merogoh ponselnya dan menatap layarnya lalu tersenyum.

Dasar Angel. Ucapnya pelan.

"Niall, kau tidak bisa melakukan ini padaku?!" suara wanita itu mengalihkan perhatian Niall.

Niall memasukkan ponselnya ke dalam saku sebelum menatap lawan bicaranya yang kini sudah duduk di sampingnya, "Aku melakukan apa yang ingin aku lakukan." Ucapnya dengan tenang. "Kau sudah menanda tanganinya, kan, Barb?" tanya pria itu.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang