#26 - Flashlight

1.6K 265 61
                                    

Halo! Lama ga update ya? 😆

This is gonna be a long chapter, so sebelum kalian baca tolong baca ocehan aku dulu.

Pertama, aku kangen kalian. I miss you damn so much. Makasih buat yang selalu ingetin aku untuk update (Wulan sama Innocent yang neror aku di bbm), buat kalian yang suka komen berulang-ulang, ngirim private message, mention di twitter, sampe ada yang message aku di instagram. Makasih semuanya, aku sayang kalian 😙

Kedua, Maaf aku baru bisa update setelah hampir 3 bulan cerita ini terbengkalai dan aku baru sempet nulis karena jujur aku terserang writer's block dan aku stuck di satu ide tapi aku ga bisa nyelesain satu part. Ini chapter 26 versi kelima yang berhasil aku selesain karena chapter 26 yang sebelumnya aku ga selesai nulisnya. Maklum ya.

Ketiga, cerita ini aku pending dan aku tahu siapa aja sider-ku sekarang 😏

Oke, sekarang baca dulu dan di bawah nanti ada a/n penting wajib dibaca ya.
Selamat membaca. 😄

***

"Ha-ha-ha! Kalau saja Daddy pintar seperti Flynn, maka Daddy akan sudah bisa membuat mesin seperti itu." Celoteh Angel sambil memakan keripik yang ada di dalam mangkuk di atas pangkuannya.

Apple menyedot minuman dari gelasnya. "Tidak, Angel. Daddy tidak akan berpikir jauh ke sana. Dia akan memilih membuat lagu tentang makanan lalu membuat rekaman." Ucap Apple.

"Nikmati filmnya dan berhenti mem-bully Daddy." Protes Niall.

"Ha-ha-ha!" ucapan Niall disambut gelak tawa oleh ketiga orang yang sedang bersamanya—si kembar dan juga Daisy.

Mereka berempat seperti sebuah keluarga dimana si kembar berada di tengah kedua orangtua mereka. Mereka kini tengah menyaksikan film ketiga yang mereka tonton—film Cloudy 2. Mereka duduk di atas karpet dan kaki mereka tertutup oleh selimut dan di atas pangkuan mereka ada beberapa jenis makanan yang berbeda. Juga beberapa bungkus makanan telah berserakan di lantai menjadi tugas untuk Daisy membereskannya besok. Lima jam telah berlalu dan waktu telah menunjukan tengah malam namun, si kembar masih bersemangat untuk terus menonton.

"Angel harus ke sekolah besok. Jadi, kita lanjutkan lain waktu saja, ya?" ucap Daisy.

Angel mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap Daisy di sampingnya. "Bisakah besok aku libur dulu, Mom?" tanyanya.

Daisy menatap putri kecilnya lalu mengusap kepalanya dengan halus. "Kau baru masuk sekolah beberapa hari yang lalu dan kau sudah ingin membolos?" tanyanya.

"Aku tidak akan membolos kalau Mommy atau Daddy mau menandatangani surat izinku." Angel menujukan cengiran super lebarnya—seakan merayu Daisy untuk mau membuatkannya surat izin untuk dia kirimkan kepada gurunya di sekolah.

"Daddy yang akan membuatkan surat izin untukmu kalau Mommy-mu tidak mau. Sekarang kau bisa lanjutkan menonton filmnya." Ucap Niall.

Angel mengalihkan pandangannya kepada Niall dengan senyuman lebar terukir di sana. "Terima kasih, Dad."

***

Ketika hari esok tiba, aku akan berada dalam duniaku sendiri

Merasa ketakutan tentang beberapa hal yang bahkan aku tidak tahu

Dan walaupun jalan begitu panjang, aku menatap langit

Dan dalam kegealapan aku menemukan harapan yang hilang jika aku tidak akan terbang

Dan aku terus bernyanyi

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang