#28 - Hear me out

901 168 36
                                    

"Mommy?" Angel menghampiri Daisy yang sedang mengemasi barang-barangnya di dalam kamar.

Daisy menghentikan kegiatannya untuk melihat putrinya yang kini tengah duduk di tepi tempat tidur sambil mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung dan wajah mungil gadis kecil itu hanya bisa menatap kedua kakinya karena dia tidak sanggup untuk menatap wajah ibunya dan mengetahui jika wanita itu akan pergi meninggalkannya—lagi.

"Ada apa, sayang?" Tanya Daisy seraya menghampiri Angel dan duduk di sampingnya. Tangan wanita itu mengusap kepala putrinya dengan halus—siapapun akan bisa melihat jika dalam setiap usapannya tersirat berjuta kasih sayang yang hanya akan ditunjukkan oleh seorang ibu kepada putrinya yang telah terpisah untuk waktu yang lama—sangat lama, entahlah wanita ini merasa jika mereka telah berpisah selama puluhan tahun—dia tidak menghitungnya.

Angel mengangkat wajahnya setelah terdiam cukup lama dan memandang wajah ibunya dari bawah sana. "Apakah Mommy harus pergi? Kapan kita akan bertemu lagi? Kapan Mommy akan mengunjungiku lagi? Apakah aku akan bisa mengunjungi Mommy nanti? Dan Mommy juga Apple bisa mengunjungi aku kapanpun Mommy mau karena apa? Karena aku sekarang akan tinggal bersama Nana, Barbara tidak akan di sini untuk menggangguku, Nana, atau Mommy dan Apple jika kalian ingin menghabiskan waktu bersamaku." Jelas Angel. Dia mencoba mengatakan semua yang ingin dia katakan dan berharap jika ibunya akan iba melihatnya sehingga ibunya akan berubah pikiran dan tinggal sedikit lebih lama.

Daisy menarik Angel ke dalam pelukannya. "Sayang, Mommy memang tidak akan bisa mengunjungimu setiap hari tapi, percayalah suatu hari nanti akan tiba saatnya kita akan tinggal di bawah satu atap. Mommy, Apple dan kau."

Angel mendongakkan kepalanya. "Dan Daddy?"

Diam. Daisy tidak tahu harus menjawab apa kepada putrinya. Pandangan wanita ini menerawang entah ke mana. "Maybe. God only knows." Ucapnya pelan—ada sedikit harapan tersirat dalam suara lemahnya.

"Siapa tahu, mulai dari saat ini hubungan Mom dan Dad akan membaik, kalian tidak akan bertengkar lagi, kalian akan mulai tertawa bersama lalu menghabiskan waktu di telepon selama satu jam setiap hari, kemudian menyempatkan waktu untuk saling bertemu." Angel menghentikan kalimatnya dan Daisy mempererat pelukannya. "Lalu Mom dan Dad akan menjalin hubungan lagi dan menikah. Kita akan menjadi satu keluarga lagi, tinggal dalam satu rumah, berpelukan setiap hari, mengucapkan selamat pagi dan malam, morning kiss, butterfly kiss, liburan dan memiliki adik. Itu yang selalu aku dan Apple bayangkan, harapkan dan doakan kepada Tuhan." Lanjut gadis kecil itu.

Daisy dibuat terdiam oleh putrinya.

"Nana selalu berkata dan Mommy juga pernah mengatakan padaku jika Tuhan mendengarkan dan mengabulkan doa anak-anak baik, kan? Aku dan Apple sudah berjanji kalau kami akan menjadi anak yang baik supaya Tuhan mau mengabulkan doa kami. Apakah Mommy ingin tahu satu hal?" Tanya Angel.

"Apa itu?" Suara Daisy sudah terdengar parau karena menahan air mata mendengarkan ucapan—curahan hati putrinya lebih tepatnya.

"Aku dan Apple berharap kami bisa memutar waktu lalu kami bisa memperbaiki masa lalu. Pergi ke further misalnya lalu kami akan menyelamatkan keluarga kecil ini. Seperti Apple yang selalu mencoba tersenyum dan tegar dalam setiap keadaan, aku ingin belajar itu lebih banyak dari Mommy saat aku kecil supaya aku siap untuk menghadapi semua ini. Tapi apa yang bisa aku dan Apple perbuat? Kami hanyalah anak kecil yang bahagia saat mendengar Mom dan Dad mengatakan perceraian karena Mom dan Dad tidak lagi bertengkar setelah mengatakan itu." Ucap Angel dengan air mata yang sudah menuruni pipi merahnya.

"Angel..."

"Dan kami di sana, bersama uncle Zayn dan Louis, memainkan mainan kami sambil memakan sup jagung yang sudah Mommy masakkan untuk kami sebelum Mom dan Dad pergi meninggalkan kami di bascamp itu. Saat Mom dan Dad kembali kami sangat senang tapi setelah itu aku tidak melihat Mommy di rumah lagi, Mommy dan Apple tidak pernah pulang selama berhari-hari sampai akhirnya aku lelah menunggu dan aku berhenti percaya jika Mom dan Apple akan pulang. Seperti halnya Apple yang menganggap Dad pembohong dan mengingkari janji, aku juga sama." Ucap Angel. "Tapi tetap saja saat aku bertemu dengan kalian aku tidak bisa berbohong kalau aku sangat senang dan tidak bisa untuk tidak mengatakan kalau aku merindukan kalian." Kenang Angel.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang