[ SUGA ]
Mana yang akan kalian pilih di antara kedua hal ini: karir atau kebahagiaan?
Belakangan ini, seperti biasa si Siput Tua bersantai di kursi ruangannya dan menyuruhku segera memberikan lagu baru yang akan dirilis di minggu pertama tahun baru.
Untuk membantu kelancaran produksi laguku, Siput Tua mengirimiku rekaman suara dari penyanyi yang akan menyanyikan lagu ciptaanku.
Dan kalian tahu? Suaranya seperti tembok yang dicakar. Cempreng dan benar-benar mengganggu.
Sialnya suara tersebut terngiang-ngiang setiap kali aku masuk ke dalam studio. Siput Tua benar-benar tahu cara untuk menyiksaku.
Karena itu targetku sebelum tahun baru datang adalah mengundurkan diri dari perusahaan rekaman ini.
Gila? Memang. Kebahagiaan jauh lebih penting daripada karir.
Kalau aku terus menerus membuat lagu di bawah tekanan Siput Tua, karyaku tidak akan bisa berbuah maksimal.
Untuk memperkuat bentengku, aku mengajak orang lain yang juga bekerja di Antena Records untuk mengundurkan diri bersamaku.
"Oke, aku setuju. Aku juga capek sama kelakuan Direktur Yoo," ungkap Namjoon sambil bersantai di sofa ruanganku.
"Serius, kan? Jangan bohong," kataku memastikan.
Namjoon mengangguk mantap. "Serius, tenang saja. Asal kita bagi-bagi tugas begitu keluar dari sini."
Aku sudah menceritakan rencanaku pada Namjoon bahwa aku akan menyewa satu kamar apartemen di sebelah kamarku untuk dijadikan studio musik kami.
Dan aku minta pada Namjoon untuk ikut mencarikan perempuan pemilik suara semanis madu yang kudengar hanya dari sebuah CD.
Yah, sebenarnya tugas Namjoon bukan hanya itu. Namjoon yang memiliki koneksi luas kuminta untuk menjalin kerja sama dengan beberapa produser dan komposer lain.
Karena aku sudah memperhitungkan apa yang akan dilakukan Siput Tua untuk menghalangi karirku sebagai produser nantinya.
Memblokir semua situs musik digital? Atau melarang semua orang mendengarkan laguku?
"Ya sudah, sekarang kita ke ruangan Direktur Yoo bareng-bareng," usulku kemudian Namjoon mengangguk.
Kami berjalan menuju lift yang akan mengantar kami ke lantai di mana ruangan Direktur Yoo berada.
Di Antena Records, prosedur mengundurkan diri adalah sebagai berikut: bicara pada manajer, bicara pada direktur, menulis surat pernyataan, dan mengucapkan salam.
Namjoon adalah produser sekaligus manajerku dan aku justru mengajaknya mengundurkan diri bersama-sama.
Sebagai manajer yang baik, Namjoon mengetuk dan membukakan pintu untukku.
Aku jarang masuk ke ruangan Siput Tua bersama Namjoon jadi ekspresi beliau sudah dapat kutebak. Beliau terlihat terkejut.
"Ada apa? Jarang sekali kalian datang berdua," ujar Direktur Yoo memulai percakapan.
Namjoon mengepalkan tangannya, tanda tekad yang sudah bulat. "Saya, Kim Namjoon dan Produser Min Suga ingin mengundurkan diri dari Antena Records."
Suasana ruangan menjadi tegang saat Direktur Yoo bertanya, "Apa tujuan kalian keluar dari Antena Records?"
"Saya ingin mengembangkan kemampuan bermusik saya lebih jauh," ungkapku serius. "Selama ini Antena Records terutama anda tidak memberi kebebasan saya untuk menulis lagu. Saya ingin mendirikan perusahaan rekaman sendiri."
Masa bodoh dengan mengendalikan emosi. Aku sudah capek terkurung dalam tempurung bernama Antena Records.
"Baiklah," kata Direktur Yoo cepat. "Kalian boleh keluar dari Antena Records. Jangan lupa serahkan surat pernyataan kalian besok."
Baik aku dan Namjoon sama-sama tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Direktur Yoo. Itu saja, 'kah? Tidak ada perlawanan dari Siput Tua?
Seakan bisa membaca ekspresi wajah kami, Siput Tua melanjutkan, "Kalian terkejut? Aku mengabulkan permintaan kalian. Sebagai sesama laki-laki yang mencari nafkah di dunia musik, aku mengerti perasaan kalian."
Aku berani bersumpah, ini pertama kali dalam waktu sekian lama, Siput Tua menunjukkan sisi bijaksana. Dan aku tidak berani tertawa.
"Kalau kalian merasa tidak bisa berkembang lebih jauh di Antena Records, maka keputusan kalian saya anggap masuk akal. Selamat bekerja di perusahaan baru kalian," ujar Direktur Yoo.
"Terima kasih, Pak," balas Namjoon sambil membungkukkan badan. Dan otomatis aku menirunya.
"Terima kasih, Pak," kataku.
"Setelah ini, kalian mungkin akan menghadapi banyak kesulitan. Dan kapapun kalian membutuhkan bantuan, silakan datang ke Antena Records," lanjut Direktur Yoo.
Manusia akan berubah di saat-saat terakhir. Mungkin ini bentuk perubahan sifat Direktur Yoo yang akan melepasku dan Namjoon pergi.
Bagaimana tidak, aku dan Namjoon termasuk jajaran produser andalan Antena Records. Prestasi kami seimbang dan kami juga sama-sama diperlakukan sebagai budak oleh Direktur Yoo.
Aku sadar perlakuan Direktur Yoo padaku selama ini mungkin untuk membangunkanku dari rutinitas harian yang biasa saja.
Dan tiba-tiba saja aku berpikir, bagaimana jika karirku setelah ini akan hancur. Mengerikan sekali. Syukurlah aku mengajak Namjoon.
Aku dan Namjoon kembali ke ruanganku untuk menulis surat pernyataan mengundurkan diri. Aku merasa berdebar di setiap kata yang kutulis.
"Suga," panggil Namjoon tiba-tiba di tengah aku sedang menulis.
"Apaan?" tanyaku cepat.
"Aku heran, kenapa kamu baru sekarang berpikir untuk keluar dari perusahaan. Bukankah Direktur Yoo sudah seenaknya padamu sejak dulu?" tanya Namjoon serius.
Aku melempar pandangan ke kotak CD yang kuletakkan di pojok mejaku. "Karena suara perempuan itu. Aku ingin bertemu dengannya dan menulis lagu khusus untuknya."
Namjoon terkekeh. "Bagaimana kalau ternyata perempuan itu sudah menikah? Atau bagaimana kalau ternyata dia bukan perempuan, tapi laki-laki?"
Aku mengernyit. "Apa maksudmu?"
"Sadar, Ga. Cuma dengan suara aja kamu udah takluk sama perempuan itu. Apalagi kalau kamu ketemu langsung," ujar Namjoon. "Bisa-bisa kamu malah jatuh cinta."
Benarkah? Selama ini aku tidak pernah membayangkan bagaimana rupa pemilik suara yang aku kagumkan.
Kalau dia ternyata perempuan yang sangat cantik, mungkin bisa aku dekati.
Lagipula yang membuatku penasaran bukan wajahnya, tapi alasannya bernyanyi.
Cara dia bernyanyi bagai membacakan cerita untukku. Dia bisa menghayati sebuah lagu dengan sempurna dan itu adalah bakat yang sangat jarang.
Dan kalau ternyata aku jatuh cinta padanya, maka dia akan menjadi cinta pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Concert ✔️
Fanfiction[ COMPLETED ] Semua dimulai setelah konser, di mana Mark melihat Wendy bernyanyi di café miliknya. Ini kisah tentang empat manusia yang berusaha hidup di tengah kerasnya Kota Seoul. Empat manusia yang bertemu secara tidak sengaja dan terbelit jalin...