[ SUGA ]
Dua kata yang menggambarkan diriku saat ini adalah: aku gagal.
Mana janjiku untuk mengembalikan Wendy ke Café Hometown? Karena sudah membawanya ke Busan yang berjarak jauh dari Seoul, Wendy jadi datang terlambat ke tempat kerja. Akibat dari itu, manajernya memberi Wendy libur dan menyuruhnya pulang.
Aku tahu, di dunia kerja, terlambat sama sekali tidak bisa ditoleransi. Itu berarti kau tidak profesional. Tapi kenapa harus sekarang? Kenapa harus di saat Wendy belum berbaikan dengan Irene, sahabatnya?
"Wendy!"
Panggilan itu berasal dari belakangku dan Wendy yang masih diam mematung di depan pintu Café Hometown. Panggilan itu berasal dari seorang perempuan yang sedang berdiri di seberang jalan. Panggilan itu berasal dari Irene.
Kulirik sekilas ekspresi wajah Wendy saat melihat Irene yang sedang menyebrang jalan dan berusaha menghampirinya. Wendy terlihat ketakutan.
Ini semua salahku. Kalau saja aku tidak membawanya ke Busan, Wendy tidak perlu mengalami hal seperti ini.
Apalagi dengan fakta bahwa Wendy menyukai Mark, laki-laki yang tadi meneriakinya. Wendy pasti merasa sangat bersalah. Padahal keterlambatan Wendy adalah murni salahku, yang tidak bisa menjelaskan dengan baik bahwa tadi jalanan sangat macet.
Kini Irene sudah berada di hadapan kami dan aku sangat terkejut melihat laki-laki yang datang bersama Irene. Jeon Jungkook, sedang apa dia di sini?
"Irene, bagaimana ini?" suara Wendy bergetar. "Aku sudah membuat Mark marah. Aku terlambat hampir dua jam, aku—"
"Kita bisa bicara di tempat lain, oke? Aku janji akan mendengarkanmu hingga selesai. Aku janji akan tetap berada di pihakmu, Wendy," ujar Irene serius.
Jungkook menatapku dan berkata, "Hyung, bagaimana kalau kita bawa mereka ke mobilmu? Di sana mereka bisa mengobrol dengan tenang."
Tanpa pikir panjang, aku mengangguk dan mengajak mereka bertiga masuk ke dalam mobilku. Aku duduk di kursi kemudi, Jungkook duduk di kursi sebelahku, sedangkan Wendy dan Irene duduk di bangku belakang. Tidak lupa aku mengunci semua pintu mobil.
Aku menatap Jungkook sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibir, memberi isyarat pada Jungkook untuk diam. Karena kami tidak boleh ikut campur masalah mereka.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi," ucap Irene begitu lembut. Jadi dia perempuan yang menjadi sahabat Wendy.
Wendy terdengar seakan ingin menangis. "Aku datang terlambat, Irene. Tadi jalan begitu macet dan aku nggak nyangka akan terlambat selama ini. Mark bilang dia memberiku libur. Mark bilang dia nggak butuh orang yang nggak profesional."
Ingin sekali aku menambahkan bahwa aku adalah penyebab keterlambatan Wendy. Tapi aku berusaha menahan diri karena aku sudah pasti akan merusak suasana.
"Kamu yakin Mark bilang seperti itu?" tanya Irene kemudian melalui cermin, aku melihat Wendy mengangguk. "Nggak biasanya Mark marah seperti itu, 'kan?"
Sekali lagi Wendy mengangguk. "Aku jadi makin nggak berani ketemu dia, Irene. Padahal aku sudah berusaha keras tersenyum di depannya dan aku ingin minta maaf padanya karena kejadian kemarin."
Yang menyuruh Wendy untuk tersenyum adalah aku. Lebih tepatnya, yang membuat Wendy dapat tersenyum lagi adalah aku. Tapi yang kulakukan ternyata sia-sia.
"Lalu kenapa kamu bisa datang bersama Suga?" tanya Irene lagi.
Aku menelan ludahku sendiri, ditambah lagi Jungkook juga menatapku dengan mata membulat. Mau tidak mau, aku terseret dalam masalah ini.
"Kemarin malam, aku datang ke apartemen Suga untuk membicarakan kerja sama kami, tapi aku malah menangis dan bercerita padanya," jelas Wendy sambil terisak.
Aku bisa merasakan tatapan tajam Irene padaku yang duduk persis di balik kursiku. Ayolah, aku bukan kriminal yang menculik sahabatmu! Aku, laki-laki putus asa, yang gagal menepati janji pada diri sendiri.
"Irene, aku minta maaf," Wendy bersuara lagi. "Maaf aku sudah menyia-nyiakan kepercayaanmu. Maaf aku sudah menyimpan rahasia dari kamu, maaf aku suddah membuatmu kecewa."
Wendy mengatakannya. Tubuhku ikut terguncang saat aku mendengar Wendy minta maaf begitu tulus. Kau berhasil, Wendy. Kau bukan pengecut.
"Nggak apa-apa. Kamu pikir sudah berapa lama kita bersahabat?" Irene menarik Wendy ke dalam pelukannya. "Meski kamu jadi penjahat sekalipun, aku tetap akan ada di pihakmu."
Aku mungkin tidak mengenal Wendy dan Irene, tapi aku bisa merasakan persahabatan mereka yang begitu kuat. Aku jadi iri, aku juga ingin memiliki sahabat yang akan selalu percaya padaku.
"Wendy, kamu mau mengabulkan permintaanku?" Irene mengusap rambut Wendy. "Aku mau kamu kembali ke Café Hometown dan berbicara dengan Mark."
Dengan cepat Wendy menggeleng. "Nggak mau. Aku takut."
"Masalah nggak akan selesai kalau kamu menundanya," sahut Irene. "Aku akan menemanimu, Wendy. Kalau aku ikut bersamamu, apa kamu bisa minta maaf seperti barusan?"
Jungkook memberiku isyarat untuk membuka kunci mobil. Aku juga ingin Wendy kembali ke Café Hometown dan bicara baik-baik dengan Mark.
Kurasa, aku tidak ingin Wendy patah hati sepertiku.
"Aku akan menceritakan satu rahasiaku padamu, sebelum kamu berbicara dengan Mark," ujar Irene berusaha meyakinkan Wendy lagi. "Jadi, ayo ke Café Hometown."
Pelukan mereka berakhir dan Wendy mengangguk sebagai tanda setuju. Tanpa berbicara padaku dan Jungkook, sepasang sahabat itu keluar dari mobilku dan berjalan pelan menuju Café Hometown.
Dengan kehadiran Irene, Wendy pasti akan merasa lebih tenang. Pembicaraannya dengan Mark pasti lancar. Kurasa aku bisa pergi sekarang.
"Menarik, ya, hyung," gumam Jungkook tiba-tiba. "Jadi itu Wendy? Perempuan yang hyung suka? Selera hyung bagus juga."
Aku menatap Jungkook tajam. "Kamu diam saja, Jungkook—"
"Hyung patah hati karena Wendy menyukai Mark, orang yang tadi membentaknya. Dan sudah terlihat jelas kalau Mark juga menyukai Wendy," lanjut Jungkook seperti seorang detektif. "Aku benar, 'kan?"
Mau tidak mau, aku mengangguk. "Iya, kamu benar. Jangan cerita pada siapapun di Century Music, atau kamu akan aku—"
"Tapi apa hyung sadar kalau Irene menyukai Mark juga?" tanya Jungkook sambil menatapku.
Hah? Irene menyukai Mark juga? Apa itu benar?
"Kamu yakin?" tanyaku kembali lalu Jungkook mengangguk.
Kalau mendengar analisa Jungkook yang selama ini selalu benar, berarti tentang Irene yang menyukai Mark juga kemungkinan besar tepat.
Sebagian dari diriku merasa enggan untuk pulang karena penasaran dengan apa yang akan mereka bertiga—Wendy, Irene, Mark—bicarakan di dalam. Tapi sebagan dari diriku juga yang memaksaku menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Concert ✔️
Fanfiction[ COMPLETED ] Semua dimulai setelah konser, di mana Mark melihat Wendy bernyanyi di café miliknya. Ini kisah tentang empat manusia yang berusaha hidup di tengah kerasnya Kota Seoul. Empat manusia yang bertemu secara tidak sengaja dan terbelit jalin...