30

900 195 15
                                    

[ IRENE ]

Entah mengapa, impian Wendy dan Mark terasa seperti impianku juga. Aku ingin melihat mereka berdua berhasil, aku ingin melihat mereka sukses.

Aku yakin, suatu hari akan tiba hari di mana naskah buatan Mark dijadikan webdrama dan sahabatku Wendy mengisi soundtrack-nya. Menurutku ini impian yang sangat indah dan hanya bisa dilakukan oleh mereka berdua.

Hari ini, sebelum pergi bekerja, aku datang ke Café Hometown untuk bertemu dengan Wendy dan Mark. Mereka ingin memperlihatkan hasil perkembangan mereka selama seminggu ini.

Aku juga senang karena Wendy terlihat gembira dan bisa sering bertemu denganku. Aku jadi merasa kembali ke masa sebelum Wendy mulai serius untuk menjadi penyanyi. Wendy yang ceria dan banyak tertawa telah kembali.

"Irene, ini jalan cerita yang sudah kubuat. Tolong kamu baca dan beri penilaian," ujar Mark sambil menyerahkan sebuah buku catatan padaku.

Wendy yang berada di samping Mark tersenyum. "Setelah itu selesai, kamu baca lirik lagu yang kutulis, ya! Ayo cepat, Irene!"

Kenapa aku terkesan seperti direbut dua orang sekaligus? Ah, ini benar-benar menyenangkan. Menghabiskan waktu bersenda gurau tanpa memedulikan hal-hal di sekitar.

"Sabar, dong! Aku baca dulu," kataku sedikit pasrah.

Mark bukan hanya jenius, kurasa dia juga sangat berbakat. Saat membaca tulisan Mark, kepalaku otomatis membayangkan adegan-adegan yang ada. Tulisan Mark seakan hidup dan keluar dari buku catatan.

Semua yang kusuka, ada di cerita buatan Mark. Tema yang diangkat menarik, karakter yang dibuat sangat melekat, latar yang dipilih juga sempurna. Aku juga sangat suka dengan bagaimana Mark mensisipkan humor untuk membuat jalan cerita tidak membosankan.

Ada tawa, tangis, dan kekuatan dalam cerita Mark. Kalau kutunjukkan ini pada editor, beliau pasti akan semangat mengajukan naskah ini ke stasiun TV.

"Ini bagus sekali," ujarku takjub. Aku benar-benar kehabisan kata-kata.

Mark tersenyum puas dan menurutku itu sangat manis. "Syukurlah. Apa ada bagian yang harus kuperbaiki, Irene?"

Aku menggeleng cepat. "Nggak ada. Ini sangat sempurna."

Wendy mengerutkan kening. "Benar, nih? Nggak ada kekurangan? Jujur aja, Irene! Biar dia tulis ulang semuanya!"

Mark menggerutu. "Heh, diam! Kalau iri, bilang!"

Aku hanya bisa tertawa menyaksikan perkelahian kecil mereka. Aku menatap mereka bergantian dan merasa senang karena bisa mengenal mereka.

"Benar, kok. Kurasa ini sudah sempurna," lanjutku memberi pendapat. "Kamu tinggal membuat proposal naskah!"

"Proposal naskah? Apa itu?" tanya Mark bingung.

"Naskah yang biasanya dibagikan ke direktur, produser, dan para pemeran. Bentuknya formal dan isinya harus komunikatif," jelasku sedetail mungkin.

Mark mengangguk paham. "Aku mengerti. Aku hanya harus mengubah tulisanku ini menjadi naskah seperti yang kuterima untuk audisi, 'kan?"

"Benar! Kamu ada contoh? Kalau nggak, aku bisa bantu mencarikan contoh," kataku penuh semangat.

"Kalau tidak salah aku membawa beberapa naskah audisi dari Los Angeles," balas Mark. "Tapi aku juga butuh contoh naskah yang biasa dipakai di idustri Korea Selatan."

Aku mengangguk dan tersenyum. "Kalau begitu, akan kucarikan beberapa contoh untukmu saat kerja nanti."

"Kamu bisa?" tanya Mark padaku. Aku mengangguk sekali lagi. "Terima kasih, Irene."

Beruntung sekali aku bekerja di perusahaan model yang merupakan anak perusahaan dari Naver Korea. Aku bisa meminta editorku untuk menghubungi bagian Naver TV agar naskah Mark segera diterima dan dibaca oleh produser di sana.

"Kalau begitu, akan kuambil sendiri contoh naskah dari kamu," kata Mark sambil menatapku. "Kamu selesai kerja jam berapa?"

Aku membaca jam tanganku. "Sekitar jam setengah enam malam, aku sudah selesai."

"Oke. Akan kubawakan makanan dan minuman favoritmu juga, Irene. Terima kasih," ujar Mark lembut, suaranya memberikan kehangatan.

Wendy menghela napas. "Selanjutnya, lirik lagu buatanku! Ayo baca, Irene!"

Mark terkekeh. "Kalau begitu, aku akan kembali bekerja. Aku tinggal kalian berdua, ya."

Setelah Mark pergi, aku menerima kertas yang berisi lirik lagu pertama buatan Wendy. Lagu ini diberi judul 'Stroberi' yang ternyata menceritakan cinta kecil yang bersemi manis bagaikan buah stroberi.

Benar-benar khas Wendy, dia menuangkan apa yang ada di sekitar dalam bentuk kata-kata. Bahkan buah stroberi bisa menjadi ide pokok sebuah lirik.

"Ini benar-benar menggemaskan," pujiku sambil tersenyum. "Darimana kamu dapat ide untuk menulis ini?"

Wendy balas tersenyum. "Ingat toko churros depan stasiun? Aku menulis ini sambil memikirkan saus stroberi di sana."

Aku tertawa. Siapa sangka, ini bukan hanya sekedar buah stroberi, tapi saus stroberi! Wendy benar-benar bagaikan anak kecil yang terjebak di dalam tubuh seorang wanita.

Kuputuskan untuk lanjut memberi pendapat. "Aku tahu ini lirik pertamamu, tapi menurutku emosi yang kamu perlihatkan masih kurang. Kurasa kamu harus ke toko churros itu lagi untuk mencari kata-kata yang pas."

Seperti biasa, Wendy selalu terbuka terhadap kritikan dan saran. Dia membalas pendapatku dengan senyum dan jari jempol yang teracung.

"Aku akan coba ke toko churros setelah ini," kata Wendy antusias. "Terima kasih banyak, Irene. Aku sayang kamu!"

"Aku juga sayang kamu," balasku dan tiba-tiba aku ingat Wendy pernah berkata padaku bahwa ada saus rasa baru di toko churros depan stasiun. "Oh, ya, Wendy. Kapan kita ke toko churros untuk coba saus rasa red velvet?"

Wendy diam sejenak, kemudian matanya membulat. "Ah, soal itu! Maaf, Irene. Hari Minggu kemarin, aku sudah ke sana dan coba rasa baru itu duluan."

Oh, sayang sekali. Memang, Hari Minggu juga aku sibuk dengan pekerjaanku. "Tidak apa-apa, Wendy. Kamu ke sana sendirian?"

Kali ini Wendy menggeleng. "Nggak, kok. Aku berdua bersama Mark. Yah, meski dia datang terlambat, sih."

Apa? Wendy sama Mark? Rupanya mereka sudah cukup akrab, hingga mereka bisa saling meluangkan waktu untuk bertemu dan makan churros bersama. Syukurlah.

Tapi perasaan gemuruh apa yang tiba-tiba datang dan menyelimuti hatiku?

Katakan padaku bahwa aku tidak cemburu...

After the Concert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang