[ IRENE ]
Selamat tahun baru untuk seluruh penghuni dunia kecuali diriku.
Banyak sekali hal tentang dunia permodelan yang tidak kuketahui.
Aku kira setelah natal hingga setelah tahun baru, aku akan memperoleh waktu untuk libur. Ternyata tidak. Pekerjaanku justru jadi sangat menumpuk.
Aku sangat merindukan Wendy dan teman-temanku di Café Hometown. Apalagi rasa Creamy Daegu yang sudah menjadi langgananku.
Tahun baruku terasa kelam dengan diriku yang terkurung di studio dan berpose untuk foto majalah edisi bulan depan.
Kalau kalian penasaran, aku bekerja sebagai model untuk majalah remaja yang dicetak dan tersedia juga dalam bentuk online.
Pekerjaan ini tidak mungkin kudapatkan kalau bukan karena Wendy. Sahabatku itu memaksaku mengambil pekerjaan ini dan membiarkanku berkarir lebih dulu daripada dia.
Berkali-kali aku merasa jahat karena sudah meninggalkan Wendy audisi seorang diri. Tapi tidak ada yang bisa kulakukan.
Wendy selalu memikirkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Dia sangat perhatian dan peduli pada lingkungan sekitar.
"Irene?"
Suara manajer berhasil membuyarkan lamunanku. Dengan kaku aku membalas, "Ah, apa? Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu."
Manajerku menggeleng. "Tidak masalah, Irene. Kamu boleh pulang sekarang. Pekerjaanmu sudah selesai."
Benarkah? Secepat ini? Padahal aku baru berada di studio sekitar 3 jam.
"Sudah selesai?" tanyaku ragu-ragu. Karena aku biasa menghabiskan waktu 8 jam di studio.
"Iya, karena kamu berhak dapat hari libur. Selamat Tahun Baru, Irene," kata manajerku sambil melambaikan tangan dan keluar dari studio.
Ya Tuhan, terima kasih! Meski singkat, aku bisa menikmati Tahun Baru dengan tenang.
Aku segera merapikan barang-barangku dan memberi salam pada semua yang ada di studio. Membungkuk pada para make-up artist dan photographer yang sudah membantuku.
Begitu keluar dari studio, tempat pertama yang dituju oleh kakiku adalah Café Hometown.
Terakhir kali aku bertemu dengan teman-temanku di Café Hometown adalah saat konser natal. Berbeda dengan Wendy yang setiap hari berhubungan denganku lewat chat, aku tidak berhubungan dengan satu pun laki-laki dari Café Hometown.
Tapi jujur, jika boleh, aku ingin mengenal jauh sosok manajer baru dari Café Hometown. Kalau tidak salah, dia bernama Mark.
Wajah Mark sangat tampan dan aku yakin dia tidak kalah dengan para model laki-laki yang sering berpapasan denganku saat bekerja.
Dan anehnya saat tanganku mendorong pintu Café Hometown, sosok yang pertama kali aku lihat adalah Mark. Laki-laki itu sedang sibuk membersihkan salah satu meja.
"Selamat siang," sapaku sambil tersenyum.
Mark membalas senyumanku. "Selamat siang. Irene, ya? Teman Wendy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Concert ✔️
Fanfic[ COMPLETED ] Semua dimulai setelah konser, di mana Mark melihat Wendy bernyanyi di café miliknya. Ini kisah tentang empat manusia yang berusaha hidup di tengah kerasnya Kota Seoul. Empat manusia yang bertemu secara tidak sengaja dan terbelit jalin...