61

781 175 39
                                    

[ IRENE ]

"Terima kasih atas kerja keras kalian!"

Seruan tadi mengakhiri proses shooting MV yang memakan waktu sekitar 2 jam di Hari Sabtu sore yang cerah. Aku ingin sekali berteriak kencang karena sebentar lagi aku akan memulai debutku sebagai model MV.

"Nuna, ini minum," lawan mainku, Jungkook, memberiku sebotol air mineral. "Ada makanan juga yang sudah dibawakan Namjoon hyung."

Aku mengangguk. "Oke, terima kasih, ya."

Hubunganku dengan para staff MV tidak secanggung kemarin. Ternyata Namjoon orang yang begitu bijaksana dan seumuran denganku. Taehyung dan Hoseok yang mengarahkanku juga orang yang bisa meramaikan suasana.

Ditambah lagi, Jungkook yang menjadi lawan main sekaligus penyanyi ini ternyata baru lulus kuliah dan lebih muda dariku. Melihat Jungkook, aku jadi teringat masa-masa mencari kerja bersama Wendy.

Tentang apa yang akan kulakukan mengenai Wendy, aku akan datang ke Café Hometown setelah ini untuk melihat Wendy bernyanyi. Aku harus senyum dan menerima permintaan maaf Wendy. Aku juga harus minta maaf karena sudah menyimpan rahasia darinya.

Ya, rahasiaku adalah perasaan yang kumiliki terhadap Mark. Aku mencintai Mark, laki-laki yang juga dicintai oleh sahabatku. Aku tidak mau Wendy mengetahui perasaanku dari orang lain, jadi kemarin malam aku menyatakan perasaan pada Mark.

Dan kalian tahu? Mark tidak menolakku. Tapi dia juga tidak menerimaku. Dia bilang, tidak ada alasan khusus untuk menolak atau menerimaku. Dia sudah cukup senang dengan mengetahui perasaanku.

Aku bersyukur Mark memiliki kepribadian seperti itu. Sifatnya yang pintar membaca keadaan membuatku tidak harus bersikap canggung padanya.

Sekarang sudah pukul setengah lima, alias setengah jam sebelum penampilan Wendy di Café Hometown dimulai. Perjalanan dari tempat shooting menuju Café Hometown akan memakan waktu kira-kira satu jam.

Kurasa aku tidak boleh membuang-buang waktu. Aku harus segera datang ke Café Hometown. Maka dengan berani aku menghampiri para staff dan berkata, "Apa aku boleh pulang sekarang?"

Hoseok menatapku bingung. "Kenapa? Santai saja, ada banyak makanan juga, 'kan?"

Aku menggeleng cepat. "Aku harus segera pergi karena ada urusan."

Taehyung yang sedang menutup tas kameranya membalas, "Urusan penting apa? Apa kamu nggak bisa tunggu sebentar?"

Mana mungkin aku bisa menunggu lebih lama dari ini, astaga. Mengapa mereka ingin sekali menahanku lama-lama di sini?

"Sudahlah, Taehyung. Jangan paksa dia," kata Namjoon lalu tersenyum padaku. "Maaf, Irene. Sebenarnya kami ingin kamu menunggu sebentar sampai Suga datang."

Suga? Apa sekarang laki-laki itu diperlukan? Kemarin saja dia kabur sebelum diskusi kami di Café Hometown mulai. Hari ini juga ia tidak menampakkan diri sama sekali.

"Kurasa Suga hyung nggak akan datang," sahut Jungkook. "Padahal dia yang membawa uang untuk membayar honor kerja Irene nuna."

Meski paling muda, Jungkook justru terlampau lebih dewasa daripada Taehyung dan Hoseok yang terlihat suka main-main. Memang, setiap orang akan dewasa di waktu yang berbeda-beda.

"Benar juga. Suga memang aneh sejak kemarin," ujar Namjoon menyetujui. "Ya sudah, Irene, apa kami boleh tahu nomor rekeningmu? Nanti Suga akan mentransfer honor kerja ke nomor rekeningmu."

Aku mengangguk dan tanpa basa-basi menjelaskan, "Kalian bisa mendapat nomor rekeningku dari manajerku. Aku benar-benar harus pergi sekarang."

Jungkook tersenyum dan berkata, "Aku antar, ya, nuna? Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan."

"Dasar modus," cibir Taehyung sambil menatap kami dengan tatapan tidak suka.

Lebih baik pergi ke Café Hometown ditemani Jungkook daripada pergi sendirian, 'kan? Karena itu aku menyetujui tawaran Jungkook dan memanggil taxi untuk mengantar kami.

Kemacetan tidak dapat dihindari karena saat ini adalah malam minggu. Banyak kendaraan melintas sehingga volume jalan membludak. Kurasa aku akan sampai saat penampilan Wendy sudah menjelang akhir.

"Nuna mau ke Café Hometown, ya?" tanya Jungkook memulai percakapan. "Apa pacar nuna ada di sana?"

Apa karena saat ini malam minggu, jadi Jungkook menyangka aku pergi untuk kencan? "Nggak, kok. Aku mau nonton Wendy bernyanyi."

"Oh, Wendy yang nyanyi kemarin juga, ya?" tanya Jungkook lagi kemudian aku mengangguk. "Aku sudah dengar lagu Wendy di streaming music. Suara Wendy benar-benar bagus, ya? Dia pasti sudah bernyanyi sangat lama."

Tuh, kan, apa aku bilang? Wendy, sahabatku, adalah calon penyanyi sukses! Aku yakin pelan tapi pasti, Wendy akan menjadi penyanyi terkenal yang membanggakan keluarganya.

"Dia seumuran denganku, loh. Jadi kamu harus memanggilnya dengan sopan," ceritaku. "Kapan-kapan kalian duet, ya? Suara kalian pasti bagus kalau digabungkan."

Perjalanan yang memakan waktu lama menjadi tidak terasa karena aku saling bertukar cerita dengan Jungkook. Aku bercerita banyak tentang Wendy pada Jungkook, sedangkan Jungkook menceritakan masa-masa kuliahnya di Busan dan kesan pertamanya datang ke Seoul.

Entah mengapa, bercerita soal Wendy membuatku bersyukur memiliki sahabat sepertinya. Biasanya orang akan berkata kalau aku ini perempuan yang membosankan. Yang hanya dapat dipandang dari jauh dan susah didekati.

Aku tidak akan membiarkan persahabatanku dengan Wendy berakhir. Aku akan tetap menjadi sahabatnya, hingga kami sama-sama sudah menikah, memiliki anak, dan menjadi tua.

Pukul enam lebih sepuluh menit, taxi yang membawaku dan Jungkook akhirnya tiba di seberang Café Hometown. Jungkook bilang dia juga mau mampir ke Café Hometown untuk minum Busan Frappe.

Saat aku hendak membuka pintu, tanganku berhenti karena Jungkook memberitahuku, "Nuna, lihat. Itu Wendy nuna."

"Hah?" gumamku cukup keras. Dengan jarinya, Jungkook menunjuk perempuan yang baru saja keluar dari mobil dan berjalan menuju Café Hometown bersama seorang laki-laki.

Apa Jungkook tidak salah lihat? Mana mungkin pada jam seperti ini Wendy ada di luar Café Hometown?

"Benar, 'kan? Dia pakai baju yang sama seperti kemarin," tambah Jungkook cukup serius.

Aku sempat tidak percaya, tapi samar-samar sosok perempuan itu terlihat semakin mendekati Wendy. Tidak, dia memang Wendy. Lalu laki-laki yang berjalan di sebelahnya...

"Kenapa Wendy nuna datang bersama Suga hyung? Mereka punya hubungan apa?" kali ini Jungkook menatapku seakan mencari jawaban dari pertanyaannya.

"Aku nggak tahu," hanya itu yang terucap dari bibirku.

Baik aku maupun Jungkook tidak ada yang berniat keluar dari taxi. Kami menyaksikan apa yang terjadi setelah itu dari dalam taxi. Mulai dari bagaimana Wendy membuka pintu Café Hometown lalu Mark datang menyambutnya, hingga bagaimana Suga terlihat canggung berada di antara mereka berdua.

Juga bagaimana Mark berteriak di depan wajah Wendy dan membanting pintu Café Hometown dengan keras.

After the Concert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang