SMA BINA KARISMA dikenal dengan banyak pencapaian prestasinya dalam hampir semua kompetisi bidang olahraga yang digerakkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Termasuk di antaranya adalah karate sebagai olahraga beladiri kedua setelah pencak silat yang diikutsertakan dalam ektrakurikuler sekolah.
Dojo Binka merupakan sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler karate yang difungsikan sebagai tempat berlatih para peserta didik karate SMA Bina Karisma. Saat ini Dojo Binka memiliki sekitar 46 karateka yang terdiri dari kelas X hingga kelas XII bersama Drs. Djati Soeratmo, S.Pd selaku pembina dan Sensei Yoga Pahlevi selaku pelatih.
Semua karateka yang hadir sudah berkumpul di dojo untuk mengikuti latihan karate hari ini. Selagi menunggu waktu latihan yang akan dimulai pukul 14:15, beberapa karateka ada yang melakukan pemanasan ringan. Sebagian lainnya memilih duduk bersila sambil bercengkerama di sekeliling tatami, sementara sebagian lagi masih berganti pakaian karategi di ruang ganti.
Rissa keluar dari ruang ganti dengan penampilannya yang sudah terbalut seragam karate berwarna putih atau biasa disebut karategi. Khusus untuk karateka cewek, mereka harus mengenakan kaus dalam di balik karategi agar tetap menutupi bagian dada apabila atasan karategi tersingkap saat melakukan latihan maupun pertandingan. Apalagi bagi karateka berhijab seperti Rissa, kaus dalam tersebut sangat berguna untuk lebih menjaga auratnya.
Rissa tengah mengencangkan obi hitam yang telah disandangnya sejak kelas dua SMP itu ketika ia merasa bahunya ditepuk seseorang. Di sampingnya kini sudah berdiri Nona dan menyusul Feby yang juga sudah mengenakan karategi. Mereka lalu memilih bergabung bersama Ervita dan dua anak kelas X, Inggar dan Nia yang berkumpul di pinggiran tatami.
"Eh-eh, lihat deh, makin hari Kenzie makin ganteng aja, ya." Feby yang baru saja nglemprak di lantai tahu-tahu langsung membuka pembicaraan tentang Kenzie dengan ekspresi hebohnya.
"Biasa aja kali, Feb," komentar Rissa memutar bola matanya malas.
Tak setuju komentar Rissa barusan, Feby segera membalas, "Lha, memang ganteng, kok. Aku, kan, cuma bilang apa adanya."
Apa adanya atau terlalu blak-blakan? Oh, seharusnya Rissa ingat kalau Feby, jawaranya kata beregu putri itu memang mengaku sudah tibo ing tresno marang Kenzie sejak dua minggu yang lalu cowok itu mulai bergabung sebagai anggota baru Dojo Binka.
Hari ini menginjak pertemuan kelima Kenzie di dojo, tetapi sepertinya cowok itu telah berhasil mencuri perhatian banyak anggota lain. Sama seperti pembawaannya di kelas, sifat Kenzie yang mudah mengakrabkan diri pun diperlihatkannya kepada para anggota karate lain di dojo ini.
"Kalau aku bilang, sih, Kenzie itu unyu-unyu banget. Akhirnya setelah berjuta-juta tahun lamanya aku nemuin juga cowok yang unyu-unyu kayak dia."
Ini lagi Ervita malah ikut-ikutan lebay. Memangnya dia pikir lahir di tahun berapa? Mungkin yang ada berjuta-juta tahun lalu itu baru ditemukannya dinosaurus unyu kali, ya.
"Kira-kira ada lowongan jadi pacarnya Kak Kenzie nggak, ya?" Nia, anak kelas X yang lincah dan atraktif tak mau ketinggalan.
"Fresh graduate diutamakan, Ni. Kalau cah cilik kayak kamu, mending mikir lulus sekolah aja dulu." Ervita mengacak-acak gelungan rambut Nia seraya terkekeh. Tidak dipedulikannya Nia yang mengerang karena gelungan rambutnya jadi berantakan sekaligus sebal sering disebut cah cilik.
Di dojo ini memang cuma Nia, karateka yang memiliki perawakan mungil, sehingga anggota lainnya lebih senang menggoda cewek itu dengan panggilan cah cilik yang artinya bocah kecil. Ditambah Nia yang bernama lengkap Karunia Eka Yulianti itu juga dikaruniai wajah setara bayi lagi lucu-lucunya. Jelas sudah Nia lebih pantas dibilang masih anak baru masuk SMP ketimbang anak yang sudah bermetamorfosis ke seragam putih abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen Fiction[COMPLETED] Young Adult | Religi | Romantic Comedy Apa pun keadaanmu, bisakah aku terus hidup dalam memorimu yang katamu sehebat ingatan gajah itu? _____ Mulanya Rissa si cewek tomboi itu benar-benar risi ketika harus mengubah penampilannya dengan b...