3

7.8K 681 24
                                    

Tidak lama kemudian. Seseorang ber-jas hitam, memiliki wajah bersih yang memikat hati para wanita datang.


"Nona Park? Park Hana kan?" orang yang bernama Do Yeon itu bertanya.

Hana yang asik memainkan smartphone nya melongo menatap orang di depannya yang bagai pemain drama Korea.

"Lo supir ya? Ganti profesi jadi pacar gue aja mau ga?" Hana mengucap kata bahasa Indonesia.

"Maaf Nona. Saya tidak mengerti, sebaiknya kita berangkat sekarang. Jam 09.15 sekolah akan dimulai," balasnya lagi.

"Oh baik lah," Hana berdiri dan mengikuti mereka.

"Ini hari pertamamu sekolah. Saya sudah menyiapkan tasmu. Jadi kamu bisa belajar dengan tenang," kata Do Yeon.

"Huft seharusnya gue nyari innisfree hari ini," kata Hana yang dibalas tatapan canggung oleh Do Yeon.

Cukup dua puluh menit Hana sampai di sekolah itu. Ia diturunkan dipinggir gerbang sekolah. Mata Hana melirik tempat asing ini. "Lira Art" ia mendengus kesal. Pasalnya, Hana tidak berbakat pada bidang seni. Tetapi abangnya mengirimkan nya ke sini.


Perlahan kaki Hana melangkah, ia merasa seperti terasingkan. Diliriknya anak-anak lain yang tertawa dengan teman-temannya.

"Han, positif thinking. Kan lo murid baru, belom ada yang kenal." Katanya dalam hati untuk menenangkan.

"Permisi? Lo Hana bukan?" gadis bertubuh ramping mengenakan seragam yang sama menghampiri Hana.

"Eh iya, gue Hana."

"Ikut gue. Lo udah ditunggu diruang kepsek," gadis itu berjalan di depan seakan menjadi pemandu untuk sampai keruang kepala sekolah.

"Ini ruangannya. Gue pergi dulu ya," katanya tersenyum sambil menepuk bahu Hana.

Hana tersenyum tipis dan memandang ruangan didepannya. Banyak kecemasan yang melanda dirinya. Bagaimana jika tiba-tiba bahasa Korea nya berantakan? Atau tiba-tiba ia kaku berbicara di depan orang banyak?


Tidak ada gunanya juga Hana berpikir seperti itu sekarang. Karena kenyataannya adalah ia harus masuk ke ruang kepala sekolah.

Cklek!

Ketika berada dalam ruangan, Hana langsung menunduk hormat pada beberapa guru. "Hana ya? Ikut ibu," seorang guru berkaca mata berkata.

Hana mengangguk dan mengikuti guru itu, ia menunjuk seorang pria tua yang sebenarnya adalah kepala sekolah ini. Hana mendatangi kepsek itu dan menjelaskan apa yang terjadi padanya.


Memang kabar cepat menyebar, kepala sekolah itu sudah tahu duluan masalah Hana. Ia tahun bahwa kakaknya Hana yang memasukkan nya kesini.

🌷🌷🌷

"Anak-anak bapak akan perkenalkan murid baru. Dia datang dari negara yang jauh sekali. Hana masuk."

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang