Mereka sama-sama terdiam, menatap layar ponsel yang sudah mati. "Han, lo kesel ya?" Tanya Jinyoung pelan.
Ia menggeleng cepat. "Engga kok be." Kata Hana berusaha menyembunyikan.
Jinyoung hanya mengangguk pelan. Lalu ia tersenyum tipis. "Yaudah yuk, lo masuk duluan aja. Gue bayar dulu."
"Iya." Hana keluar meninggalkan Jinyoung. Ia berjalan kearah mobil dan masuk duluan. Lalu beberapa saat kemudian Jinyoung menyusul.
Mobil belum melaju sekarang. "Kita kemana sekarang Jinyoung?" Tanya lelaki tua itu riang.
"Ajusshi, antarkan kami ke Yeongheung-do." Kata Jinyoung pelan.
Kening pria tua itu berkerut. "Kenapa memilih pantai yang jauh?" Tanyanya.
"Disana tenang dan juga sepi. Jadi aman untukku dan Hana" Jawab Jinyoung.
Supir itu mengangguk dan mulai melajukan mobilnya. Sebenarnya jika pergi dari Seoul hanya setengah jam. Tapi karena mereka ada di Ilsan kemungkinan memakan waktu 5.5 jam. *Dari web yang author baca.
Sekarang jam 13.02 KST, mereka berangkat dari Ilsan dan langsung ke Yeongheung-do. Hana yang ada disampingnya hanya diam, ia masih kesal.
"Han, kok diem mulu? Kita bakal nyampe jam-jam 5 atau 6 nanti." Jinyoung memulai pembicaraan.
Wanita disampingnya, Hana bersikap acuh tak acuh. Seakan tidak tertarik pada apa yang dikatakan Jinyoung. Lalu ia berkata.
"Sebenarnya gue kesel be." Ungkapnya jujur.
"Tuh kan, gue udah tau." Batin Jinyoung.
"Yaudah mau gimana lagi. Mungkin mereka sayang banget sama lo jadinya khawatir." Jinyoung menenangkan Hana.
Hana hanya diam. "Lo gatau apa yang terjadi sama gue be. Mereka berdua suka sama gue." Hana berkata dalam hatinya.
Hana tak mau memberitahu Jinyoung yang sebenarnya. Entah kenapa ia berpikir Jinyoung tidak akan suka jika tahu soal Guanlin dan Jihoon.
"Kok diem Han, ga asik kayak gini. Kan niatnya kita mau senang-senang." Jinyoung menatap Hana.
"Iya gue juga gasuka kayak gini be. Lo juga, ngapain pake minta maaf gara-gara post an ig?" Hana ikut memandang Jinyoung dengan tatapan tajam.
"Karena gue ngerasa gue salah Han."
"Salah dari mana? Bang Jiun yang salah karena dia overprotektif gitu sama lo. Untung ya abang gue itu si Woojin." Hana merotasi bola matanya.
Hana terdiam menatap mata Jinyoung yang sejuk. "Lo ya be jangan suka minta maaf kalo lo ga salah. Emang sih patuh sama hyung lo itu penting. Tapi mikir juga, patuh yang gimana. Masa cuma kayak gini marah, betul kata bang Hasung. Kok dia ga percaya ya sama lo."
"Itu lagi si alai, Gwanlen. Dari awal gue ke dorm udah buat kesel. Gaada habisnya bikin emosi gue naik turun. Males gue liat mukanya, tau ga MALES. Andai dia ada disini, gue buang di laut nanti. Biar dicabik-cabik sama ikan hiu." Hana berkata dengan mata berapi-api.
Dadanya naik turun menahan emosi, tangannya sedari tadi terkepal. Setelah bercerita panjang lebar, Hana kembali terdiam. Lega rasanya.
"Udah?"
"Udah, udah gue ungkapin semuanya."
"Bagus deh, jangan kesel lagi ya." Jinyoung tersenyum sambil mengelus puncak kepala Hana.
"Gitu doang? Lo engga nanggepin gue?" Hana menunjuk dirinya sendiri.
"Engga, ntar lo tambah kesel. Mending gue diem, dan jadi pendengar yang baik." Jinyoung tersenyum.
Hana mengangguk-anggukan kepalanya, benar apa yang dibilang Jinyoung. Mungkin jika Jinyoung menanggapi Hana, mereka berdua juga bisa ikut bertengkar.
Park_Hana___________ @Ilsan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.