11

5.8K 518 9
                                    

Mereka berdua. Hana dan Jinyoung sama-sama terkejut. "Mati gue. Kenapa ketemu sama baejin sih," batin Hana ingin kabur.

Hana cepat-cepat membereskan beberapa buku yang ada didekat diri nya. Mengumpulkan nya jadi satu dan ingin beranjak pergi.

Jinyoung menatap Hana tanpa sepatah kata. Seakan menyuruh nya untuk memungut semua buku itu. Ketika Hana ingin beranjak, Jinyoung memegang tangan Hana.

"Jichangwook oppa jemput Hana dong," batinnya meronta-ronta.

Hana berusaha melepaskan tangan Jinyoung. Tapi tangan Jinyoung semakin erat berada di kulit mulus Hana.

"Eaaa, kulit mulus hm:'))"-author

Jinyoung berdiri, berjalan memutar dan sekarang berada didepan Hana. Tangannya tersilang di depan dada. Hana menunduk dalam.

"Lo adek nya Ujin hyung kan?" Aura Jinyoung seperti salju yang tengah turun di luar koridor. Dingin.

"Itu mah seperti thehun"-kekei
"Bacod"-author
"Oke deh *nyimak*"-kekei

Hana tetap diam. Otak nya berpikir berkali-kali. Tidak ada orang yang tidak kecewa atau marah jika dibohongi.

"Oke Han. Lo terima resikonya. Ngaku aja deh. Malah disini dingin pake banget lagi." Hatinya memantapkan.

"Iya gue adeknya Ujin," kata Hana. Sekarang ia berani menatap mata imut milik pria didepannya.

"Jadi kenapa lo bohong sama gue kemarin?" nada bicara baejin terdengar kecewa.

"Karena gue pengen kenal sama lo," Hana berkata jujur. Membuat Jinyoung terdiam sebentar.

"Kalo lo adeknya Ujin hyung. Tanpa lo bohong. Lo bakal kenal sama gue. Ga mesti kayak gini juga," Jinyoung mulai sedikit hangat.

"Iya maaf ya baejin. Gue tau gue salah. Kemaren gue pura-pura ga kenal Wanna One, ga kenal lo. Sejujurnya gue kenal Wanna One," kata Hana pelan.

Jinyoung hanya diam. Lalu kembali memungut buku-buku yang jatuh. Ia tak membalas kata maaf ataupun yang lain. Hana memutar bola matanya. Perkiraan nya masalah sudah selesai sekarang. Hana berjalan menjauhi Jinyoung.

"Lo mau pergi? Rasain aja, ntar lo ingat terus sama gue. Karena gue belom maafin lo," kata Jinyoung sedikit berteriak.

Hana yang langkah nya mulai jauh dari Jinyoung berpikir dua kali. Kemudian kaki nya berbalik, dan membantu Jinyoung membereskan buku.

"Duh berat banget nih," Hana mengeluh karena buku yang setinggi hidung Jinyoung itu dibagi dua.

"Sini letak ke tempat gue. Ntar lo jatuh," Jinyoung menunjuk buku ditangannya dengan gerakan mata.

Hana tersenyum tipis. "Why Jinyoung so kind with me? Omg," batinnya terbang. Hana meletakkan bukunya pada Jinyoung.

"Oke, gue bakal ngarah-ngarahin lo ya. Ntar lo nabrak orang lagi." Hana tertawa sambil merapikan rambutnya.

"Karena gue gamau lo nabrak orang selain gue"

Jinyoung ikut tersenyum, sekarang senyuman terlihat lebih ikhlas. Hana berjalan didepan Jinyoung sembari memberi arahan. Ketika mereka sampai di ruangan pak Jo, Hana membantu Jinyoung membuka pintu. Dan ia menunggu Jinyoung diluar.

Terukir senyum di wajahnya. "Huwah, mimpi apa ya gue tadi malam." Hana memegang kedua pipinya sambil melihat salju yang turun.

Jinyoung keluar, menatap Hana yang tengah melihat salju. "Han, lo pasti kedinginan. Kenapa belom balik?" Jinyoung duduk disebelah nya.

"Supir gue belom jemput. Sejam setengah lagi baru dijemput," Hana tiba-tiba lesu.

"Balik sama gue aja yuk. Tapi gue masih ada urusan bentar. Mau ga?" tanya Jinyoung.

"Yah mana ada yang nolak kalo lo ngomong gitu," batin Hana berkata.


Tbc?
Vote and comment untuk next 😳❤

Kea biasa, hana's ig up

Park_Hana____
@liraart

Park_Hana____@liraart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ittadakimasu!

Like 3.777
Comment 1.200

Park_Hana____ men non-aktif kan kolom komentar.

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang