92

2.1K 217 4
                                    

"Emang apaan hyung?" Tanya Woojin dengan nada bicara yang penasaran.

"Anu. Begini." Ong memberi tatapan sayu pada Woojin, bibirnya ia gigit. Lalu tangannya menyentuh ujung kemeja yang ia kenakan.

Tring! Akhirnya Woojin mengerti, ia menggaruk tengkuk lehernya dan mengangguk perlahan. "Seriusan mereka begitu?"

"Iya, soalnya gue liat baju Jinyong kebuka Jin."

"Yaudah, kita pergoki aja." Woojin membuka pintu kamar Hana tanpa persetujuan Ong.

Ia masuk diikuti Ong. Lalu menutup pintunya keras, membuat dua orang yang tengah terlelap itu terkejut dan bangkit dari tidurnya.

Hana mengucek matanya tidak jelas, rambutnya berantakan sekarang. Sedangkan Jinyoung, ia sudah sadar. Matanya yang indah menatap kedua hyung didepannya.

"Oh? Hyung?" Kata Jinyoung pelan. Hana langsung duduk tegak dan merapikan rambutnya ketika kata 'hyung' disebut.

Ong melambai kecil, berbeda dengan Woojin ia masih mengamati mereka berdua. Kaus turquoise Jinyoung memang sedikit terbuka, dan sepertinya ia tidak menyadari itu.

"Kalian! Kenapa kayak gini, kalian masih sekolah. Kalo Hana tiba-tiba..." Woojin tidak melanjutkan perkataannya.

"Argh!" Woojin mengacak rambutnya.

"Sod kok lo gitu sama Hana. Kalian masih kecil, perjalanan masih panjang. Malu dong sama hyung lain dan orang tua Hana. Emang lo mau menikah tapi masih SMA?" Tanya Ong.

Jinyoung dan Hana memiringkan kepalanya, menatap heran pada dua orang pria didepannya.

"Maksudnya apa hyung, menikah?" Tanya Jinyoung.

"Gausah sok gatau deh sod. Ngapain coba kalian tidur berdua terus baju lo agak terbuka tuh." Woojin menunjuk baju Jinyoung.

Jinyoung mengikut arah telunjuk Woojin dan menurunkan bajunya kembali. Sedangkan Hana ia perlahan tahu apa yang dimaksud abangnya.

"Abang kira kita berdua abis anu?" Tanya Hana frontal dalam bahasa Indonesia, membuat Jinyoung dan Ong diam karena tak tahu apa yang mereka bicarakan.

"Iya Han, entar gue bilang mama baru tau rasa lo." Jawab Woojin.

Hana menaikkan sudut bibirnya lalu ia tertawa, "Salah paham lo bedua bang, kita emang tidur berdua tapi jauh-jauhan." Katanya dalam bahasa Korea.

"Tapi baju Jinyong kebuka tadi." Ong menyangkal.

"Yah biasa kan kalo lagi tidur begitu. Be, mereka ga percaya banget sih." Hana menatap Ong dan Jinyoung bergantian.

Jinyoung yang masih linglung dengan keadaan ini perlahan mengangguk. "Ii-iya hyung, tadi kita cuma istirahat sebentar. Engga ada apa-apa."

Ong mengangguk-angguk. "Bagus deh." Katanya.

Woojin yang berdiri disebelah Ong menatap tajam. Seakan mata itu bisa menusuk sampai ke jantungnya. "Bodoh gue, kenapa bisa percaya sama lo sih." Woojin pergi meninggalkan kamar.

"Eh yaudah yuk turun Han, Sod." Ong mendorong mereka berdua.

Mereka bertiga turun menyusul Woojin yang tengah menyandarkan dirinya di sofa. "Udah mau pulang bang?" Tanya Hana sambil mengikat rambutnya.

"Bentar lagi, sini duduk deket gue bentar."

"Ngapain?"

"Udah sini dulu."

Hana berjalan ke dekat Woojin, Ong dan Jinyoung duduk di sofa sebelahnya.

"Kangennya gue. Kecup dulu ya, muah, muah, muah, muah." Woojin memeluk Hana dan mencium kepala, kening, serta kedua pipinya.

"Ih Abang jorok, diliatin mereka tuh. Ga malu apa?" Hana mengelus pipinya berkali-kali.

"Biarin aja, anggap mereka ga ada." Woojin merangkul adiknya.

"Dih, lo kan kakak adek tapi kayak orang pacaran. Jangan-jangan lo suka sama Hana jin?" Ong tertawa.

"Ya gamungkin lah, Hana nya aja udah suka sama orang lain. Yakan sod?" Woojin tersenyum sambil memandang Jinyoung.

"Lho? Woojin hyung udah tau? Kok bisa." Tanya Jinyoung dalam hati.

Jinyoung cengengesan, "Ii-iya mungkin bang." Katanya singkat.

Kata-kata Woojin membuat Hana tersipu malu, ia memandang Jinyoung yang duduk tak jauh darinya sambil tersenyum lebar.

"Kapan pulang Han?" Tanya Ong tiba-tiba.

Wajah Hana yang tadinya berseri-seri seakan redup mendengar perkataan Ong. Seminggu lagi ia akan kembali ke Indonesia, dan sebenarnya ia tidak mau itu terjadi.

"Senin depan bang." Jawab Hana sambil menatap karpet turquoise.

"Ga terasa ya lo udah mau balik ke Indo aja dek." Ucap Woojin.

"Hehe ii-iya bang." Hana menjawab seadanya. Ia sedih harus membahas ini, tetapi Ong dan Woojin membuat topik ini terbahas.

"Gue tau lo sedih Han. Makanya itu, kita siapin sesuatu buat lo." Ong berkata riang. Tapi sama sekali tidak ada respon dari Hana.

"Lo ga penasaran?" Ong memelas.

Hana memandang Ong lalu ia berkata, "Emang sesuatu apa bang?"

"Nah gitu dong, selama lima hari gue sama anak lain dan lo. Kita bakal liburan. Seneng ga? Seneng lah ya." Kata Ong bersemangat.

"Kan masih ada libur dari sekolah, kita juga lagi ada waktu luang Han. Jadi kita semua bakal liburan." Tambah Woojin.

Hana diam, ia tersenyum kecut lalu memandang Jinyoung yang tengah terplongo mendengarkan percakapan hyungnya. Jinyoung belum tau tentang rencana liburan ini.

"Seneng apa nya? Yang ada gue makin susah ngelupain." Batin Hana.

"Serius bang? Seneng dong. Jadi kapan kita berangkat?" Hana mencoba antusias.

"Hari Kamis, lo ke dorm kita ya. Kita berangkat dari sana. Nanti minta anterin bang Do Yoen." Jawab Woojin.

Bakujin

Dari rumah adek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari rumah adek

Like 283.591
Bakujin mematikan komentar.

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang