93

2.1K 206 12
                                    

Hana mengangguk-angguk. "Oke bang. Yaudah gue keluar dulu ya. Mau cari udara segar." Hana bangkit meninggalkan ketiga pria tampan di ruang tamu.

Hana melihat mobil Ong yang terparkir di halamannya, ia memakai sandal turquoise nya lalu pergi ke belakang rumah. Kemudian duduk di bangku sederhana yang sengaja di buat dibelakang rumah.

Ia menghela nafas, memandang lurus ke depan. "Jadi ini fungsinya, ternyata dari sini bisa ngeliat pegunungan." Hana melihat kursi yang ia duduki.

"Gue suka Korea." Ucapnya pelan.

"Kenapa waktu cepat berlalu ya?" Hana menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Apa ini seriusan? Gue harus ninggalin Korea?" Mata Hana mulai basah, suaranya sedikit parau.

Ia mengeluarkan ponselnya, menatap foto Jinyoung, dan Abang lainnya. "Nanti kalo gue kangen gimana?" Setetes air matanya jatuh.

"Kalo gue badmood, gaada yang ngasih album kayak bang Niel lagi dong."

"Gaada yang perhatian kayak bang Hasung."

"Dan gue bakal pisah sama Baejin."

"Padahal gue belum sempat ngasih perhatian ke Baejin, sedangkan waktu udah makin deket." Hana menangis.

Hana menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia menangis sejadi-jadinya. Ia tidak kuat, kata perpisahan itu muncul lagi. Hana paling benci itu.

"Han." Suara lembut yang sudah tak asing ditelinga Hana terdengar.

Hana mengangkat kepalanya, melihat Jinyoung berdiri tegak disebelahnya. Perlahan Hana menggeser duduknya, agar Jinyoung bisa duduk.

Jinyoung duduk, lalu menatap wajah yang penuh kesedihan itu. Matanya beralih pada benda petak di tangan Hana. Ponsel genggam. Jinyoung melihat foto dirinya tengah tertawa disitu.

"Tadi gue nyariin lo didepan, tau nya disini."

"Oh ya Han, gue mau tanya sesuatu. Tapi sebelum itu kalo lo ga sanggup jawabnya, bilang sekarang. Gue gamau lo ngerasa tersiksa." Jinyoung menatap Hana.

Hana menarik nafasnya, lalu ia mengangguk. "Tanya aja be, gue bakal jawab." Kata Hana masih dengan suara parau.

"Lo bener mau balik ke Indo?" Nada bicara jinyoung terdengar sedih.

Hana mengangguk.

"Kenapa cepat banget?" Tanya Jinyoung lagi.

"Karena gue udah janji sama ortu bakal balik setelah dua bulan disini." Hana menunduk.

"Gue gamau lo balik ke Indo Han." Jinyoung ikut menunduk.

"Apa ga bisa lo disini sebentar?  Sebentar aja. Gue... Gue gamau lo balik." Suara Jinyoung ikut parau, setetes air mata jatuh ke celana jinsnya.

Hana diam dari tadi, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Kata-kata Jinyoung terasa menyakitkan ketika di dengar.

"Gue juga be. Gue mau terus disini, sama lo dan semuanya. Tapi itu ga mungkin untuk saat ini." Hana menangis.

"Han, gue gatau kenapa sesedih ini. Gue gamau lo pergi, tolong disini aja walaupun itu gamungkin." Jinyoung mengangkat kepalanya, ia menangis.

"Be jangan nangis, gue gamau lo nangis." Hana menghapus air mata Jinyoung.

Bukannya diam, Jinyoung malah tambah menangis. Samar-samar suara tangisannya terdengar.

"Baejin, jangan buat gue sedih." Bibir Hana bergetar, matanya masih basah. Ia ikut menangis karena melihat Jinyoung menangis.

"Han, gue gamau. Tolongin gue, sekali ini aja. Gue ga mau lo pergi Han." Jinyoung memeluk Hana erat sambil terisak.

Hana juga memeluk Jinyoung erat, ia menutup bibirnya. Rasanya lemah sekali sekarang, sampai-sampai berbicara pun sudah tidak bertenaga.

Hana mengelus pundak Jinyoung. "Gwaenchana [gapapa], gue bakal tetep ada untuk lo. Jangan nangis lagi ya, gue kan baliknya Senin depan." Kata-kata Hana bergetar.

"Baejin lo kuat." Hana melepaskan pelukannya dan memandang Jinyoung.

Ia menghapus air mata yang menetes di pipi pria mungil ini. Jinyoung mencoba tersenyum walaupun rasanya ia tak sanggup.

"Han, ayo buat kenangan indah selama lima hari." Jinyoung juga menghapus air mata Hana.

Hana mengangguk sambil menggigit bibirnya. Lalu ia memaksakan senyum. "Iya be." Katanya pelan.

🌽🌽🌽

17.05

Tok! Tok! Tok!

"Han, kita mau balik nih." Suara ceria Ong terdengar dari balik pintu.

"Bi Kara udah pulang belom bang?" Tanya Hana dari balik pintu.

"Udah udah, kita mau pulang nih Han." Kata Ong lagi.

"Yaudah pulang aja, pamit sama bibi. Gue ngantuk bang." Kata Hana dari balik pintu.

"Oke yaudah, gue balik ya." Kata Ong.

Hana diam, ia menarik selimutnya lebih keatas lalu memejamkan matanya. Tidak ada gunanya menangisi hal yang sudah akan terjadi, mau bagaimanapun Hana akan pulang Senin depan.

"Han, lo kuat. Lo pasti kuat." Ia menepuk dadanya sendiri.

Ia tersenyum lebar, lalu tiba-tiba murung. "Ah gue gabisa. Plis jangan netes lagi, gue cape." Gumam Hana.

.
.
.

Park_Hana_________

Tidak terasa hum:"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa hum:"

Like 5.567
Comment 145

MamaHana2 kak mama kangen.

P_wj______ Ujin juga kangen mama.

Seongwoo ongie juga nih tan:) Tante ga kangen ongie? :)

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang