91

2K 212 5
                                    

Mian, sekarang slow up😭 Aku harus fokus belajar nih :" udah kelas 12 soalnya
_________________

"Iya gue suka Hana." Jawab Jihoon pelan.

"Gue udah nembak dia kemarin." Sambungnya.

Woojin terkejut, Ong juga terkejut. "Terus? Hana nya terima?" Tanya Ong.

Jihoon menggeleng. "Engga, dia nolak gue saat itu juga."

Raut wajah Woojin perlahan tenang, syukurlah adiknya tidak menerima Jihoon. Ong menggaruk tengkuknya, lalu menarik nafas.

"Yaudah, ikhlasin Hana sama Jinyong. Mereka masih muda biarin aja dulu. Lo sama Ujin patutnya ngedukung, jangan kayak gini. Udah ya gue gamau liat kalian berantem. Sekarang baikan." Ong menyatukan tangan Woojin dan Jihoon.

"Maaf ya hun, gue emosi. Lo jangan kecil hati ya di tolak Hana. Lo kan bisa jadi abang untuk dia." Woojin berkata pelan.

"Yah walaupun jadi abangan doang gaenak, gue bakal coba. Maafin gue juga ya, tadi kebawa suasana." Jihoon tersenyum tipis.

Lalu Woojin dan Jihoon berpelukan. Walaupun masih ada sedikit dendam di hati Jihoon, ia berusaha meredamnya untuk seseorang yang ia sayang. Bae Jinyoung.

"Yaudah, gue sama Ujin mau pergi dulu. Yuk jin." Ajak Ong.

"Oh oke hyung, jin lo ati-ati. Hyung juga nyetirnya yang bener ya." Jihoon memaksakan senyumnya.

Woojin dan Ong keluar dari kamar Jihoon dan langsung pamit ke member lain untuk pergi menjemput Jinyoung.

"Hyung nyetirnya hati-hati." Ucap Woojin selagi memakai sabuk pengaman.

"Si Jiun udah bilang begitu tadi, gaada kata-kata lain apa?" Ong melajukan mobilnya. Woojin disebelahnya hanya memandang sambil cengengesan.

Mereka cukup bersenang-senang didalam mobil, kepribadian Woojin dan Ong jika disatukan pasti sangat lucu. "Kita beli makanan dulu untuk mereka?" Tanya Ong.

"Gausah, palingan mereka udah makan."

"Lah, jaat lo sama adik sendiri." Ong tertawa.

"Biarin, cepetan jalannya gue kangen sama Hana nih."

Ong mengangguk dan menambah kecepatan mobilnya. Setengah jam kemudian mereka mulai memasuki kawasan rumah Hana, pegunungan dan sungai mulai terlihat.

Dan akhirnya mereka sampai di rumah Hana. Rumahnya kelihatan sepi, tetapi pintu pagar tidak dikunci. Woojin membuka pagar, dan Ong memarkirkan mobilnya di halaman Hana.

"Sepi ya jin." Ong yang baru turun dari mobil melihat sekitar.

"Iya, mungkin mereka nonton tivi. Yuk hyung." Woojin mengajak Ong mendekati pintu. Pintu rumah juga tidak dikunci.

"Bahaya banget, semua pintu ga dikunci. Ntar sasaeng masuk, ilang si Jinyong." Ong bergumam.

"Ga lah, gaada yang tau si Jinyong disini." Woojin masuk duluan, lalu diikuti Ong.

Mereka tidak melihat Hana dan Jinyoung. Hanya ada 3 mangkuk guksu diatas meja, piring ramen, dan dua gelas. Tidak salah lagi, mereka habis makan.

"Han! Jinyong!" Panggil Woojin sambil berkacak pinggang di ruang tamu. Tapi tidak ada sahutan.

"Jin, kalo abis makan biasanya ngapain?" Tanya Ong.

"Minum."

"Bukan, yang lain coba."

"Nambah satu porsi lagi?"

"Ngelus perut?"

"Kok ngelus perut?"

"Kan kenyang, abis makan."

"Nah itu dia." Ong menjentikkan jarinya, seakan ia mendapat petunjuk.

"Abis makan kan kenyang, pasti mereka tidur. Terus mereka tidur berdua, terus mereka pelukan, abis itu ngelakuin anu." Ong berimajinasi.

"Hyung! Jangan gitu dong. Kita cek dulu ke kamar Hana." Ajak Woojin.

Mereka menaiki tangga dan langsung membuka pintu kamar Hana. Kamar Hana tepat didepan tangga. Ong masuk duluan, ia memutar gagang pintu emas dan melangkahkan kakinya ke dalam.

Ia melihat Hana tengah memeluk Jinyoung. Baju Jinyoung sedikit terbuka, dan itu membuat Ong langsung berpikir yang tidak-tidak.

Keningnya berkerut, lalu perlahan ia menutup pintu kamar Hana dan berbalik ke arah Woojin yang masih penasaran setengah mati.

"Ada Hana nya?" Tanya Woojin.

Ong hanya diam, lalu sudut bibirnya naik ia menatap Woojin dengan tatapan tidak jelas. "Kayaknya mereka abis ngelakuin itu deh."

"Itu apaan?"

"Ah masa lo udah 20 tahun ga tau."

.
.
.

Bakjiun

I think this is enough

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I think this is enough

Like 451.319.459
Bakjiun mematikan komentar

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang