84

2.3K 228 16
                                    


Jinyoung memegang kedua bahu Hana, matanya menatap Hana dalam. Kemudian Jinyoung berlutut pada Hana, dan ia memegang kedua kaki Hana lalu berdiri.

"Be tinggi banget, gue takut nih. Turunin dong , turun be." Rengek Hana membuat Jinyoung sedikit hilang keseimbangan.

"Udah ini kan bentar doang, kalo ga gue paksa nanti lo gamau. Cepat ambil karpetnya, gue udah ga kuat nih." Kata Jinyoung terbata-bata.

"Ii-iya sabar, angkat gue lebih tinggi lagi." Kata Hana sambil menggapai sisi atas lemari.

"Be, ini berat gue gakuat angkatnya." Hana menarik karpet itu.

"Udah jatuhin aja, tapi lo tahan sakitnya ya kalo kita jatuh juga. Cepetan." Jinyoung benar-benar tidak kuat lagi menahan berat badan Hana.

Hana yang sadar bahwa Jinyoung mulai bergerak tak tentu arah langsung menarik karpet itu dengan satu hentakan. Dan karpet itu jatuh berdentum keras dilantai kamar Hana. Jinyoung dan Hana ikut terjatuh, untungnya mereka berdua tidak tertimpa karpet. Mereka jatuh di tempat tidur Hana.

Jinyoung jatuh duluan, tubuhnya terjatuh kuat sampai-sampai rasanya kepala mungilnya mau pecah. Syukurlah ia tidak apa-apa. Dan Hana, ia jatuh ke pinggir tempat tidur, untungnya juga Jinyoung langsung menarik Hana ke dekatnya. Siku tangan Hana berdarah, pinggiran tempat tidur melukainya.

Jinyoung menarik Hana dalam pelukannya, "Ada yang sakit ga? Coba sini gue liat." Jinyoung memperhatikan panca indera Hana satu persatu.

"Han, siku lo berdarah." Jinyoung menatap siku Hana tanpa berkedip.

"Iya nih be, udah gapapa kok. Lo ada yang luka ga?" Tanya Hana sambil melihat rambut dan sekitar mata Jinyoung.

Jinyoung tidak menjawab, ia memegang tangan Hana dan menatapnya lama. "Ayo ke dokter." Katanya tegas.

"Ngapain?" Tanya Hana heran.

"Itu siku lo berdarah, kalo infeksi gimana. Itu kan kayu tempat tidur kotor pasti banyak kumannya. Ayo ke dokter." Jinyoung menarik tangan Hana.

"Be, Baejin." Panggil Hana, tapi Jinyoung tidak mendengar ia sibuk mengambil ponsel dari saku celananya.

"Baejin." Panggil Hana lagi.

"Cepat siap-siap, gue telpon hyung dulu." Jinyoung membuka ponselnya.

Hana berdiri menghampiri Jinyoung dan memeluknya dari belakang. "Gue gapapa, ini cuma luka kecil ga bakal infeksi. Ntar di plester juga sembuh." Hana memejamkan matanya, memeluk Jinyoung lebih erat.

Semua aktivitas Jinyoung terhenti, ponselnya yang sudah terlanjur menghubungi Woojin sudah tersambung.

"Halo sodu? Kenapa? Loh kok diem? Sodu? Jinyounga kok diem? Hape gue rusak ya?" Tanya Woojin diujung ponsel.

Ponsel itu ditangan Jinyoung, ia tidak menjawabnya. Kenapa sesenang ini rasanya? Ia tidak menyangka Hana akan memeluk nya seperti ini.



***

Flashback

Ketika Jinyoung selesai membersihkan debu dilantai dan Hana juga selesai membersihkan jendela, mereka istirahat sebentar.

Hana mengajak Jinyoung berdiri didepan kaca jendela besar yang sudah ia bersihkan. Angin yang masuk menerpa mereka, membuat tubuh dingin walau sesaat.

"Be gue pengennya didepan lemari nanti ada karpet terus didepannya cermin. Jadi sekalian bisa santai disini." Hana menjelaskan konsep yang diinginkannya.

"Yaudah, karpetnya ada kan?"

"Ada diatas kamar gue, beneran lo bantuin? Soalnya biar kayak kamar gue di Indonesia, disana kamarnya gede jadi bisa sekalian buat khusus untuk pakaian." Hana mengetuk-ngetukkan kedua jari telunjuknya.

"Iya bener, lo beresin baju aja dulu. Gue mau masang tirai yang baru." Jinyoung berjalan kebalik pintu dan menyerahkan koper Hana.

"Oke deh, ntar lo gendong gue ya ke atas."

"Iyaya."

***

"Jinyoungaaaaaaaaaaaaaaaaaw." Suara keras keluar dari ponselnya, membuat Jinyoung tersadar.

Ia mendekatkan ponselnya ke telinga dan masih membiarkan tangan Hana disekitar perutnya. "Oh hyung." Katanya pelan.


Nierikang

Sudah lama ga ketemu yah, ada yang kangen abs ga? Muehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lama ga ketemu yah, ada yang kangen abs ga? Muehehe.

Like 458.693

Nierikang mematikan komentar.

[𝟏] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang