Woojin menutup mukanya dengan tangan. Bisa terlihat air mata yang mengalir dari sela-sela tangannya.
"Abang macem apa ya gue, gue kasian liat Hana. Dia rapuh banget Baejin" Woojin masih menutup mukanya dengan tangan.
Jinyoung tidak tau harus berkata apa. "Hyung sabar ya" Itulah kata-kata yang akhirnya ia ucapkan.
"Gue harus tanya ini sama guanlin" Woojin menghapus air matanya.
"Hyung, gue rasa kita harus rahasiain ini. Lagian itu kan masalah mereka berdua. Kita biarin aja dulu, kalo Guanlin berbuat lebih kita bakal ambil langkah lain" Jinyoung menjelaskan.
"Jadi maksud lo kita tunggu sampai Hana sakit hati gitu? Baejin lo itu mikirnya gimana sih. Lo mau biarin Hana sakit hah?" Kening Woojin mengerut.
"Bukan gitu hyung. Kita kan 11 orang bersaudara, kalo media tau hyung sama linlin jauhan bakal jadi trending. Bukannya lebih baik kalo kita kasih waktu buat mereka nyelesain masalah itu?" Jinyoung mencoba menjelaskan.
Woojin terdiam, sibuk dengan pikirannya. "Oke, kita kasih mereka waktu. Tapi kalo Guanlin berbuat lebih, kita terpaksa bongkar semuanya"
Jinyoung mengangguk tegas. "Han, gue harap lo bisa nyelesain masalah ini secepatnya sama linlin" Batinnya.
🐙🐙🐙
Kamar Daniel.
Hana masuk ke kamar Daniel yang terlihat minimalis dengan dinding bercat turquoise, sama seperti kamarnya di Indonesia.
"Sini Han duduk" Daniel menepuk pinggiran tempat tidurnya.
Hana duduk di pinggir tempat tidur Daniel. "Gue ga nyangka bisa masuk kamar Daniel hehe" Hana sedikit tertawa.
"Anggap aja gue hyung lo sekarang ya" Daniel menepuk kepala Hana pelan.
"Ya! Bang Niel kok gitu sih." Hana memegang kepalanya.
Daniel hanya tertawa. Lalu mengambil sesuatu di tasnya. "Ta-da! Hana dapat album baru yeye" Daniel menggoyangkan album itu kekiri dan kanan.
Hana menutup mulutnya. Lalu ia tertawa. "Serius nih bang. Wah abang gue lumayan ganteng disitu ya." Hana mulai ceria.
"Yang disebelahnya lebih ganteng lo Han" Daniel menunjuk dirinya yang tengah berpose disamping Woojin.
"Iya iya, bang ini serius untuk gue?" Hana bertanya kembali dan diangguki Daniel.
"Makasih bang, gue senang banget" Hana tersenyum riang.
"Sama-sama Han. Hari ini mau pulang?" Tanya Daniel.
"Pengennya gitu, tapi kan belum bisa pulang ke Ilsan" Jawab Hana dengan mata yang masih tertuju pada album itu.
"Yaudah nginap disini aja dulu. Kalo kamu tanya hyung, hyung ga keberatan kamu disini" Daniel tersenyum hingga matanya bak ditelan bumi.
Lagi-lagi Hana tersenyum kikuk. Dan ia hanya mengangguk. "Ini bang Niel apaan sih? Pake kamu-kamu an" Hati Hana berkata.
Beberapa detik berikutnya mereka sama-sama terdiam sampe akhirnya Hana memulai percakapan. "Bang, gue lagi bete nih. Hibur napa"
"Ululu Hana bete kenapa? Sini cerita sama hyung niyel" Daniel menunjuk dirinya.
"Ya bete aja. Bang Niel coba buat yang muka kelinci itu, yang sering abang buat di fanmeet. Gue mau liat" Tanpa sadar Hana menaikkan kakinya ke tempat tidur Daniel.
"Gue ga pande. Itu yang gimana sih? Yang gini bukan?" Daniel meletakkan kedua tangannya disamping kepala dan membentuk giginya seperti kelinci.
Hana auto tertawa hingga memegang perutnya. Matanya terlihat seperti mata Daniel. Hilang bak ditelan bumi. Suara tawa riang Hana menggema dikamar Daniel.
"Ih bang Niel lucu banget" Tawanya belum berhenti.
Daniel tersenyum lebar. "Han, gue gatau lo kenapa. Tapi jangan sedih-sedih ya" Daniel mengelus puncak kepala Hana.
Hana membeku. "Why? Semuanya pada gini ke gue? Ini namanya hidup dalam kebaperan" Batinnya.
Derita cewe cantik ini mah:)) (2)
🐙🐙🐙
Tok tok tok
Seorang pria imut dengan baju tidur lebah masuk ke kamar Daniel. Ia tampak menawan dengan baju strip kuning dan hitam itu. Itu Hasung ia memakai kacamata bulat tanpa kaca.
"Niel, Hana kebawah yuk. Kita mau makan nih." Hasung menaikkan sedikit kacamata nya.
Hana berdiri dan mengangguk pada Hasung. "Oke bang Hasung ayo. Bang niyel ayo."
"Han lo duluan aja, gue mau ganti baju. Atau lo mau disini ngeliat gue?" Daniel membuka sedikit kemeja bagian perutnya, sehingga perut yang didambakan setiap wanita itu terlihat.
Tapi Hana tak sempat melihatnya. Ada tangan yang menutup kedua matanya. "Ya! Daniel jangan godain Hana. Cepat ganti baju. Gue sama Hana turun duluan" Hasung menutup mata Hana dan menuntun nya keluar.
Ketika sampai diluar pintu, Hasung merapikan rambut Hana yang berantakan karena tangannya. Matanya tampak fokus ke rambut Hana.
Sedangkan Hana menatap wajah Hasung yang fokus itu. Ia tersenyum tipis lalu pipinya memerah. Perlahan diangkat nya tangan Hasung dari atas kepalanya.
Lalu mata mereka bertemu, pipi Hana yang masih merana dibuat tambah merana karena tatapan Hasung.
"Han pipi lo merah. Panas ya?" Hasung meletakkan tangannya di pipi Hana sambil menatap nya khawatir.
"Eng-engga bang. Bang gu--gue turun duluan" Hana meninggalkan Hasung sendirian dengan gugup.
Hasung tersenyum tipis, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Hana tungguin hyung dong" Jeritnya. Lalu berlari menghampiri Hana.
"Gw tau lo baper"-hasung "Kenapa? Hana gasuka abs?"-niyel "Yah abs bang niyel terlewatkan:("-hana
Hasungcute
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.