Kenapa tiba-tiba semuanya harus diambil? Kenapa memberi jika akhirnya diambil dengan cara seperti ini? Kenapa bukan orang lain yang merasakannya? Kenapa harus Hana?
Terlalu banyak pertanyaan yang kadang kita sendiri tidak tahu jawabannya. Hanya ketika kita berhadapan dengan masalah itulah kita akan tahu apa jawaban dari semua pertanyaan yang membingungkan.
Guanlin benar-benar bingung sekarang. Mana mungkin ia mencelakai orang yang disayanginya.
Ting! Ting! Ting!
Telepon Guanlin berbunyi, ada panggilan masuk dari Hana. Ia tersenyum kecut, melihat nama Hana yang diketiknya dengan menambahkan emoticon love.
Perlahan Guanlin mengangkat telepon nya, sambil mengatur suaranya.
"Lin, lo lagi apa?"
"Gue abis siap latihan" Suaranya terdengar parau.
"Lo sakit ya? Kok suaranya beda? Jangan latihan terlalu keras Lin. Walau gue gatau lo latihan apa, tapi gue selalu dukung kok. Yang penting selalu sehat. Tau ga kenapa gue nelpon lo? Karena malam ini, gue kangeeen banget sama lo" Tawa Hana terdengar.
Diujung telepon perlahan air mata Guanlin menetes. Ia menahan tangisannya. "Gue juga kangen sama lo Shu, kangen banget." Batin Guanlin berkata.
"Iya Shu, makasih ya. Besok lo ada waktu ga? Kita jalan ya?"
"Ada kok, oke. Ntar lo kerumah Sarah ya?"
"Iya, gue jemput jam 11 ya"
"Iya"
Tuut tuut tuut
"Shu, gue sayang banget sama lo. Maafin gue udah jahat sama lo" Guanlin meletakkan telponnya di meja.
Flashback off.
. . .
🐙🐙🐙
Sekarang Guanlin sudah didalam mobil, memandang Hana yang tengah menunggunya. Perlahan air mata mulai mendesak turun. Nafasnya tersengal seperti habis berlari, tangannya gemetar memegang setir. Apa yang harus ia lakukan?
Hanya kata maaf yang sedari tadi ia ucapkan. Berharap Hana akan mendengar semua maaf nya.
"Kalo suatu saat kita bertemu lagi, lo pasti benci gue. Tapi gue bakal tetep sayang sama lo Shuwan, Park Hana" Guanlin melajukan mobilnya.
Menginjak pedalnya dengan kuat, sampai ia menghantam wanita didepannya. Wanita itu langsung tumbang, dan Guanlin menangis kencang.
Tak percaya ia menuruti perintah orang tuanya, dan mencelakai Hana. Orang-orang mulai berkumpul melihat Hana. Guanlin hanya menatap sendu sambil terisak.
"Permisi! Bisa kamu keluar?" Seseorang mengetok kaca mobil Guanlin.
Guanlin mengangguk pelan, dan keluar dari mobilnya "Saya tidak tahu ada wanita disini. Bawa ke mobil saya, saya akan tanggung jawab" Guanlin memulai dramanya.
Orang-orang mengangguk, dan membawa Hana ke mobil Guanlin. Lalu dengan cepat Guanlin menuju rumah sakit. "Shu, maafin gue. Gue salah, maaf. Maaf Shu, maafin gue" Guanlin terus-menerus bergumam.
Guanlin sangat berharap Hana tidak bangun sekarang. Tapi skenario tuhan kali ini berbeda. Hana yang setengah sadar itu menyebut-nyebut nama Guanlin.
"Lin, kenapa lo tega sama gue? Kenapa?" Kata Hana terbata-bata.
Guanlin hanya diam sambil melajukan mobilnya dengan derai air mata. Dan beberapa jam kemudian mereka sampai dirumah sakit yang cukup besar.
Hana langsung dibawa ke ruang operasi sedangkan Guanlin menunggu di luar sambil menangis. Tangannya yang gemetar mencoba menekan nomor telepon.
Tuut...
"Halo Lin kenapa?" Suara Sarah terdengar dari ujung sana.
"Sar, Shuwan kecelakaan. Lo kesini ya, dia pasti butuh lo" Suara Guanlin terdengar panik.
"Hah? Shuwan kecelakaan? Oke oke gue otw ya"
Guanlin duduk dengan gelisah sambil memandang lampu operasi. Ia benar-benar lemah sekarang. Mata pandanya itu sudah bengkak.
"Guanlin!" Suara Sarah terdengar.
Guanlin menoleh dan langsung memeluk Sarah sambil menangis tersedu-sedu. "Sar, gue... Gue Sar" Kata Guanlin.
"Lo kenapa Lin? Sabar ya, kita doain supaya operasi Shuwan lancar" Sarah menepuk-nepuk punggung Guanlin.
"Lo ga ngerti Sar, gue yang sengaja nabrak Shuwan. Gue Sar" Tangis Guanlin benar-benar pecah.
Sarah terkejut, ia langsung menjauh dari Guanlin dan setetes air matanya jatuh.
. . .
Bersambung ke part selanjutnya ❤ Vote and comment untuk next❤
Park_Hana______
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.