Hai, hari ini up. Yang bazarnya tinggal dikit lagi. Sabar ya. Happy reading! Terimakasih selalu vote dan comment 💙💙💙
🐙🐙🐙
Hana berjalan santai ke arah tangga, tersenyum manis pada mereka yang dibawah. Mereka tengah menyantap makanan dan ada juga yang bermain.
"Dek ga tidur? Besok kan pergi pagi?" Woojin menghampiri Hana diujung tangga.
"Iya, nanti jam sembilan gue tidur kok" Hana tersenyum.
"Tadi waktu kita banyak terbuang kan? Ayo, sini. Lo gamau peluk gue?" Woojin merentangkan kedua tangannya.
Hana langsung memeluk Woojin dengan riang, lalu ia menarik Woojin kearah karpet turquoise yang terbentang luas diruang tamu. Hana mulai bercerita tentang kehidupan nya di Indonesia, hari-hari ketika ia rindu pada Woojin, kemana ia ketika libur sekolah, dan banyak lagi.
Woojin menanggapi nya dengan baik, terkadang ia tertawa mendengar pernyataan adiknya, atau lesu ketika adiknya bercerita seberapa rindunya ia padanya ㅡWoojin. Malam ini rasanya hanya milik mereka berdua, milik kakak beradik yang tengah meluapkan rasa rindu. Semua pasang mata disini pun hanya fokus pada mereka.
"Walau gue ga ngerti kalian ngomong apa. Tapi pasti itu ngomongin kegembiraan." Jaehwan yang tengah bermain gitar tersenyum tipis.
"Iyakan, keliatan dari sudut matanya yang mengerut" Kata Jisung sambil menunjuk sudut matanya sendiri.
Hana dan Woojin saling memandang lalu tersenyum. "Bang, lo gabung deh kesana. Lo belom makan kan? Makan dong. Entar sakit" Kata Hana.
"Iyadeh, gue kesana ya. Lo gapapa sendiri?" Jawab Woojin.
"Sendiri apaan? Disini rame bang" Hana tertawa diikuti tertawaan Woojin.
Woojin duduk bergabung duduk dengan Jisung, Jihoon dan member lain yang tengah makan. Hana masih duduk di karpet turquoise, memandangi mereka. Berkali-kali ia menghela nafas, pelupuk matanya basah lagi. Hana mengadahkan kepalanya keatas, berharap air matanya tak turun.
Seorang pria tinggi disamping Jaehwan memperhatikannya. Itu Guanlin, ia menatap Hana dengan sendu. "Pasti dia lagi sedih." Batinnya.
Guanlin mengambil softdrink dingin diatas meja dan berencana memberinya untuk Hana. Ia tersenyum menatap softdrink dingin ditangannya. Ini adalah tiket emasnya, tiket emas untuk bisa mengobrol lebih lama dengan Hana. Apalagi Jinyoung sedang istirahat didorm.
Tapi ternyata ada sebuah tiket perak yang mengalahkan nya. Sebelum langkah Guanlin sampai pada Hana, Jihoon telah lebih dulu mendatangi Hana. Plak! Sebuah tepukan kecil mendarat di bahu mungil Hana.
"Ngapain Han?" Tanya Jihoon yang masih mengunyah sisa makanannya.
Hana menunduk sebentar, mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu ia tegak, "Engga ngapa-ngapain." Kata Hana tersenyum.
"Lo mau tonkatsu? Gue ambilin ya?" Tanya Jihoon dan diangguki pelan oleh Hana.
Jihoon berdiri, mengambil sepiring tonkatsu lalu kembali duduk disampingnya Hana. Jihoon tersenyum menatap piring itu.
Ia mengambil satu tonkatsu, lalu membolak-balikkan nya. "Uwahh, pasti enak banget nih." Dengan satu hap tonkatsu itu lenyap.
Hana tersenyum tipis. Ia bahkan belum menyentuh tonkatsu itu. "Lo lucu banget ya bang, katanya ambilin buat gue. Tapi lo yang makan. Dan kayaknya gue udah kenyang ngeliat lo ngunyah mulu."
Mata Jihoon melebar, "Lucu? Gue ga lucu Hana. Kenapa semua orang selalu bilang gue lucu sih." Jihoon memanyunkan bibirnya.
Sekarang ia terlihat imut.
"Tuh kan kan, gitu aja lo imut." Hana menatap Jihoon.
Pria didepannya hanya menatap Hana kesal. Ia tidak suka dibilang imut, semua fans juga bilang begitu.
"Kalo gini udah ga imut kan?" Jihoon menatap Hana dalam, dengan pandangan yang menyejukkan hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tetep imut ih, gue kepengen... Pengen..." Hana seperti berbicara menggunakan tangannya, menggerak-gerakkannya kesana-kemari untuk menggambarkan senangnya ia melihat sikap Jihoon.
"Duh" Pekik Jihoon ketika Hana mencubit pipinya sampai meninggalkan bekas merah disana.
Hana terlonjak kaget. "Maaf bang, gue kelewatan. Sampe merah gitu, maaf ya bang" Hana mengelus pipi Jihoon, berusaha membuat bekas merah itu hilang.
Jihoon hanya diam, membiarkan perlakuan Hana bertahan sedikit lebih lama di pipi nya. Jantungnya berdetak sangat kencang, melihat Hana selalu membuatnya bahagia.
Ada apa dengan Jihoon?
Bakjiun @Seoul
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.