Awalnya aku kira kamu benar-benar mempunyai perasaan yang sama. Awalnya aku kira kamu memberikan secercah harapan, memang kamu benar-benar niat memberikannya untukku. Tapi mengapa itu hanya diawal saja? Setidaknya jangan beri tahu aku dulu jika niatmu memang berbeda.
Bagaimana jika aku tak lagi peduli terhadap semua perihalmu? Apakah kamu akan menanyakan keadaanku? Bagaimana jika aku pergi, tak lagi menyampuri urusan dalam hidupmu, menghilang dari pandangmu? Apakah kamu akan mencariku? Awalnya aku pikir iya. Kamu akan menanyakan kabarku dan mencariku. Namun ketika aku melihat sikapmu yang acuh tak acuh padaku, aku tarik kembali pikiran awalku. Semuanya semakin berbeda semenjak kamu tahu soal perasaanku yang tak sengaja aku lontarkan ketika aku muak dengan sikapmu.
Salah jika aku mempunyai perasaan padamu? Salah jika aku mempedulikan semua perihalmu, dan menjadikan stalking semua hidupmu sebagai hobi baruku? Semua itu salah? Mengapa?
Kamu saja mencintai dia. Padahal jelas-jelas dia tidak menginginkanmu. Padahal jelas-jelas ada orang yang menginginkanmu. Aku. Lihat aku. Aku di sini. Selalu berdiri di sini, tepat di belakangmu. Namun kamu menganggapku sebuah banyangan semu. Kamu juga tidak menoleh kebelakang. Kenapa? Apa karna kamu merasa di depanmu sudah berdiri orang yang kamu cintai? Buka mata kamu. Lihatlah, dia tak menginginkanmu.
- 18 : 15
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...