Kini aku tersenyum. Bukan lagi senyum palsu, namun senyum yang sebenarnya. Tidak ada lagi kecewa yang kututupi, namun sesak yang kian membara.
Aku mengintip ke jendela. Melihatmu tertawa riang sembari menghampiri sosok yang lain, yang telah menggantikanku di posisi hatimu. Kemudian, kalian sempat berpengangan tangan, sebelum sosok yang membuatmu jatuh hati, pergi meninggalkanmu dikala kamu semringah.
Aku tersenyum. Puas. Melihatmu juga merasakan apa yang aku rasakan ketika dulu dan kini. Kamu berbalik. Memancarkan raut wajah sedihmu. Bibirmu yang sering membuatku terpana, kini ditekuk sembari berjalan lesu. Kamu berjalan ke arahku. Kian mendekat. Sampai akhirnya kamu berhenti di depan wajahku yang masih takjub akan hadirmu.
Lalu kemudian, sosokmu kini tak lagi dihadapanku. Kamu hilang, lagi.
Terkadang aku lupa, bahwa semua yang aku tulis, hanya angan. Kamu yang berbalik kepadaku, memang tidak ada. Ini hanya anganku.
-22 : 18
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...