Usai

107 4 0
                                    

Jadi begini akhirnya.

Kita telah usai. Tak ada lagi kita, bahkan konjungsi 'dan' untuk menggabungkan kata aku dan kamu. Rasanya naif untuk melupakan semuanya. Tentang bagaimana aku bisa mengenalmu dari awal sampai akhir.  Tentang bagaimana aku mulai masuk ke dalam duniamu dan nyatanya aku hanya dipersilahkan masuk dan disuguhi secangkir teh, kemudian ketika teh tersebut habis, kamu mengusirku.

Sebenarnya tak ingin aku ibaratkan teh. Lebih tepatnya kopi. Manis di awal, pahit ketika aku menyeruput ampasnya. Namun, sama saja. Aku masih tak tega untuk membuatmu tersindir. Atau bahkan, kau tak pernah peka. Seperti bukan makhluk hidup, tapi ku Cinta.

Kesalahanku di sini sepele, namun menyebar. Perasaanku tersampaikan pada orang yang salah, tapi kemudian, aku terus menganggapnya aku memberikan hati pada orang yang benar.

Semacam dibodohi oleh diri sendiri, dan tak kunjung sadar dikala hati sedang berbunga-bunga. Lalu, ketika aku tahu kenyataannya, lagi-lagi semesta yang aku salahkan.

— 8.30pm

Today.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang