Sebenarnya, bukan caraku jika aku harus melupakanmu atau berusaha untuk menjauhkan sosokmu dari otakku secepatnya. Sebenarnya bukan caraku jika harus merelakanmu bersanding dengan yang lain padahal aku yang kesakitan. Sebenarnya bukan caraku jika harus segera mencari penggantimu sebagai obat penyembuh luka yang kamu buat. Sebenarnya bukan caraku jika harus lari dari kenyataan bahwa aku memang tidak bisa melupakan sosokmu secepatnya.
Maka, salah pula jika aku terus mengingat sosokmu. Salah pula jika aku tidak merelakanmu dengan yang lain hanya demi kesakitan yang aku buat sendiri. Salah pula jika tidak mencari penyembuh luka. Salah pula jika aku berusaha keras menahanmu pergi agar kamu terus di sampingku.
Pernah ada rasa aku ingin mengekangmu, membuatmu tetap berada di sisiku, mengulangi apa yang kita lalui dulu. Jika iya, alurnya akan berubah. Tetapi endingnya sama. Alurnya hanya akan berbalik. Sesak, sepi, luka, terpendam, lalu akhirnya tidak bersatu. Kini, luka, sesak, sepi, terpendam, lalu sama saja tidak bersatu.
Jadi, aku pikir, untuk apa membaca buku yang sudah tahu epilognya seperti apa?
- 10 : 35
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...
