Terkadang, usaha ku untuk melupakanmu terjadi begitu saja, kemudian hasilnya nihil.
Semua yang aku lakukan, hanyalah usaha yang sia-sia. Seberapa keras aku berusaha, ujung-ujungnya otakku yang tak bisa menjauhkan tentangmu. Mataku terus terpejam, sementara kepalaku memutar rekaman tawamu. Manis. Sungguh. Aku tak bisa membohongi perasanku sendiri. Tapi sayangnya aku tak bisa mengutarakannya, bahwa aku rindu.
Kini situasinya berubah 180 derajat. Seolah-olah aku tak pernah mengenalmu sebelumnya. Seolah-olah kamu tak menganggap aku ada. Kita menjadi dua insan yang tak pandang masa lalu. Kita hanya menjadi dua orang yang saling bungkam dengan perasaannya. Maaf, terkecuali kamu. Aku tahu perasaanmu. Perasaan yang berbanding terbalik denganku. Jadi, hanya aku yang bungkam dengan perasaan ini.
Sungguh. Rasanya tak mengenakkan. Seolah-olah aku tak ingin terlihat di matamu, atau aku tak ingin retina mataku menangkap sosok mu. Karena ketika bayangmu terlihat, tawamu, obrolan tak perlu yang sering kita bicarakan selalu terngiang di otakku, sehingga lagi-lagi aku gagal dalam usaha melupakanmu.
Dan perlu kamu tahu, aku benci situasi ini.
— 8.38pm.
![](https://img.wattpad.com/cover/140338104-288-k460858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...