Bagaimana Kabarmu?

90 3 0
                                    

Bagaimana kabarmu?

Setelah tidak denganku, apa yang kamu lakukan selama itu? Perlukah waktu membantumu untuk menyembuhkan luka? Atau..., kau tak butuh bantuan waktu karena memang kamu tak terluka, tapi aku.

Tak usah tanya bagaimana kabarku, karena aku tahu kamu memang tak akan bertanya. Baik-baik saja, jika kamu bertanya demikian. Tapi aku tak bisa berbohong terus menerus, bukan? Maka, aku tak baik-baik saja.

Setelah tidak denganmu, aku bingung. Langkahku yang sudah jauh karena mengejarmu, terpaksa harus dihentikan agar tidak salah arah. Intuisi yang kita bangun sekuat mungkin, terpaksa harus dirobohkan karena akan bahaya jika intuisi kita berusaha menyatu, sementara hati kita tidak demikian. Aku bingung harus mengarahkan hati ini kemana, sementara separuh hati sudah kamu ambil dan bawa lari entah kemana perginya.

Aku jadi sangsi untuk berbalik, karena langkahku sudah jauh. Aku jadi enggan berputar arah, karena awal tujuan melangkahkan kakiku ini adalah ke depan, berusaha menyamakan langkah denganmu. Tapi aku tak ingin meneruskan langkahnya. Karena langkah itu bukan lagi langkah yang harus aku ambil. Kamu sudah memilih jalanmu sendiri, bahkan sejak awal kita bertemu. Sedangkan aku hanya mengikutimu, mengikuti alur waktu yang tak pernah menunjukan arah yang pas untuk aku beristirahat.

Lantas, apakah kamu demikian?

Aku yakin kamu tak seperti aku. Kamu mudah mencari yang lain, karena dari awal cerita ini dibuat, kamu tak menaruh minatmu untuk bergabung menjadi tokoh di dalamnya. Jikalau aku tidak memaksa, pasti cerita ini akan berbeda. Akan ada banyak kemungkinan terjadi, bahkan bisa lebih parah. Aku akan mengikuti kemana kamu pergi, walaupun kamu tak tahu bahwa ada aku yang ada di belakang sedang berusaha menyamakan langkah denganmu. Hal sekecil itu lah yang membuatku yakin, kamu pasti baik-baik saja setelah tidak denganku.

—9.55pm

Today.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang