Aku pikir, melupakanmu dapat aku lalukan dengan mudah. Aku pikir, dengan meninggalkanmu serta seluruh kenangan yang pernah kita ukir bersama dapat membantuku melupakanmu. Aku pikir, menentang takdir akan membantuku melupakanmu. Dan aku pikir, menyalahkan semesta akan pertemuanku denganmu dapat membantuku melupakanmu. Namun nyatanya, tidak. Itu sama sekali tidak membantuku.
Melupakanmu merupakan hal yang sulit bagiku. Apalagi mengikhlaskannya bersamanya, mengetahui kebenaran bahwa kau tak lagi disampingku esok hari. Menyadari bahwa hanya aku yang sulit melupakanmu juga menjadi hal yang sulit bagiku.
Tapi, tidak salah kan?
Kamu yang melukaiku, tapi kamu bertindak seolah-olah aku yang melukaimu. Ini salah siapa? Kamu bisa dengan mudah melupakanku, sedangkan jika kau ditanya mengapa, kau menjawab karena akulah yang membuatnya bisa melupakan seseorang secepat itu. Mengapa? Mengapa kamu ditakdirnya menjadi sosok pemahat luka dihati? Mengapa kamu ditakdirkan bertemu denganku yang memang dasarnya sudah memiliki hati yang rapuh? Mengapa aku tak bisa menentang dan mengubah takdir? Mengapa?
- 20 : 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...