Bagaimana kabar perasaanmu yang dulu kau berikan sepenuhnya untukku? Aku dengar sudah kandas digerus waktu? Atau kandas dihempas perasaan lain untuk orang lain?
Biar aku tebak. Perasaanmu hilang, digerus waktu dan dihempas orang lain yang kamu kagumi. Hingga kamu melupakanku, dan beralih mencintainya. Betul kah sepertu itu kenyataannya? Jika benar, tidak apa-apa. Berterus-terang lah tanpa perlu takut merasa dihamiki. Toh, kita adalah juri dan hakim untuk hidup kita sendiri.
Bahkan jika kamu merasa tidak enak, hilangkah rasa itu. Menjadi tidak enakan memang tidak enak rasanya. Mungkin kamu bersalah pernah berkata akan menunggu walau pada akhirnya kamu akan tetap pergi. Kamu lupa bila bibirmu pernah mengucapkannya. Tidak apa-apa. Tak perlu kembali bila merasa bersalah. Aku kecewa, itu hal yang wajar. Lagi pula, Aku kecewa karna aku percaya pada kalimatmu itu, bukan pada sosokmu.
Kamu boleh pergi sesuka hatimu. Itu adalah hakmu untuk singgah atau hanya sekadar lewat. Tapi lain kali, tolong, jangan pernah mengatakan hal yang mampu membuat perempuan percaya seratus persen dengan kalimat yang tidak bisa kau tepati. Ada hati yang perlu kepastian untuk tahu akan membawa langkah ini ke arah mana. Ada perasaan yang tidak sabar meluap dalam dada dan memporak-porandakan tubuh. Dan bila kamu tahu, aku sudah mati rasa. Seakan-akan aku dibohongi.
Iya. Aku tahu kamu akan menyesal. Perempuan yang sudah kau cintai akan kau tinggalkan dan kau..., aku kembali padaku. Bahkan hal itu sudah benar-benar terjadi. Kamu seenaknya berkata bila hubunganmu dengan dia sudah selesai. Tak perlu ada hal yang perlu aku pikirkan kembali. Kamu datang seolah-olah menawarkan cerita baru.
Tapi maaf. Aku tidak mau ditarik ulur olehmu. Tak peduli seberapa keras aku ingin dibuktikan perasaanmu, aku tak mau lagi kembali pada perasaannmu yang hanya pura-pura itu. Hatiku sudah sering patah. Aku tak mau lagi dipatahkan olehmu.
Bila memang hatimu melangkah padaku, tuntunlah ia supaya berlawanan arah dengan hatiku. Aku tak mau lagi menyambutmu pulang meski aku belum pernah menyambutmu pulang. Perasaanmu yang hanya main-main itu, buang saja dia. Buat perasaan yang tak main-main, lalu berikan pada wanita yang tak main-main pula. Jangan buat dia tertipu dengan cinta main-mainmu, seperti aku yang terlanjur percaya pada perasaanmu.
-12.01am

KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...