wajarkah?

243 12 0
                                    

Pantaskah aku menahan cemburu saat kamu bercengkrama dengan akrab dengan temanmu yang lain?

Apakah aku boleh menatap sinis bola matamu ketika kamu memancarkannya pada temanmu yang lain?

Namun, kini permasalahannya adalah kamu bukanlah seseorang yang sudah menjadi milikku. Kamu bukanlah sebuah kepemilikan yang pantas aku ungkapkan ketika aku cemburu.  Kamu adalah sosok yang membuat hatiku tertarik padamu, lalu ragaku menyukai sosokmu. Hanya sekedar itu, tidak lebih dari sekedar teman.

Wajarkah itu? Apakah pepatah "aku mencinta seseorang yang bahkan aku tak tahu warna bola matanya" berguna untukku?

Jika iya, maaf. Aku bukanlah seseorang yang berani terus terang soal perasaanku pada seseorang yang berarti bagiku.

Terasa lucu saja. Aku selalu merasa patah hati tanpa sebab.

Kamu yang berada diujung ufuk senja, semoga kamu mengerti.


- 22 : 06

Today.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang