Sebenarnya, sulit untuk menerka apa yang kamu mau.
Karena kamu senang datang kala aku sedang dirumitkan oleh perasaan. Bahwa kamu datang kemarin, sementara hari ini tidak, lalu esoknya kamu datang. Itu pun kadang berganti. Namun yang pasti, Kamu datang silih berganti.
Aku tak bisa menebak apa yang kamu pikirkan untuk datang. Terutama ketika aku sudah perlahan melupakanmu, sosok mu hadir. Dan lagi-lagi, aku yang kalah. Usahaku gagal sementara perasaan ini kembali terulang. Sama. Hanya yang berbeda keadaannya saja. Antara aku harus melanjutkan usaha melupakanmu dari awal, atau kembali memperjuangkanmu seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Jika dipikir, terlalu naif memilih pilihan kedua. Bahwa aku tak kunjung jera tentang mencintai bertepuk sebelah tangan. Bahwa aku lupa, aku dan kamu tak bisa menjadi kita, walaupun aku sungguh cinta, belum tentu kamu juga.
— 2.10am
![](https://img.wattpad.com/cover/140338104-288-k460858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...