Janjimu Sederhana

112 4 1
                                    

Bagaimana kabarmu di sana? Apakah baik?

Oh, tentu saja. Tidak perlu kamu beri tahu, pasti jawabannya sudah bisa aku pastikan. Kabarmu baik. Apalagi, perempuan yang sedang kamu dekati, berhasil semakin dekat. Iya. Kalian semakin dekat, bukan?

Maaf, aku hanya ingin memastikan kabarmu saja. Bahwa kamu akan selalu baik-baik saja meski tidak denganku. Kenapa aku bisa bicara seperti itu? Karna aku masih ingat betul dengan janjinu. Kalau boleh, mau aku ingatkan?

Janjimu sederhana. Tapi, sukses membuat hatiku berhenti pada satu titik yang tiada jalan lainnya. Hatiku sukses tidak beranjak, tidak mencari celah, bahkan tidak ada niatan untuk pergi mencari jalan tersebut. Mengapa? Karena kamu bilang kamu akan menungguku.

Simple? Memang. Hanya saja, janji itu telah merobohkan dinding pertahananku yang selalu membawaku untuk berlayar kesana kemari. Kamu bilang kamu akan menungguku. Maka, aku menantinu datang. Aku menunggu kapan tina saatnya kamu kembali dengan senyum polosmu itu. Katamu kamu mau pulang? Kapan? Kenapa tidak kunjung datang? Sudah aku siapkan secangkir teh dengan camilan kesukaanmu guna menyambutmu pulang. Tapi, kenapa badan tegapmu tak kunjung terlihat dimataku?

Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, hingga kabarmu telah ku dengar. Iya, kabar mu baik, seperti yang aku harapkan. Tapi keadaannya berbeda. Kamu, dengan orang lain.

Kamu lelah menungguku? Kamu lelah bila harus memasrahkan perasaanmu pada waktu? Apakah iya alasanmu begitu? Jika memang iya, mengapa kamu berani-beraninya mengucapkan kalimat sederhana yang mampu memporak-porandakan hatiku? Kamu tahu kelemahan wanita, ya? Tentang wanita yang akan suka bila dihargai. Kebetulan kamu tahu?

Wah. Sukses besar kamu memporak-porandakan perasaanku. Lihat, janjimu itu sederhana sekali. Janji yang memang diucapkan untuk dilanggar. Lalu, bagaimana sekarang?

—1.10am

Today.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang