Barangkali saat itu aku salah melihat.
Ketika kamu berjalan dari ujung koridor kelas menuju ke arahku dengan senyum yang mengembang dan mawar merah di genggamanmu. Mungkin saat itu aku salah melihatnya. Saat kamu menyunggingkan senyum sangat manis ketika kamu melakukan kesalahan yang sukses membuatku tak ingin marah dan jatuh dalam pesonamu. Aku terlanjur jatuh pada binar di bola matamu, padahal kamu tak menyiapkan tempat untukku di hatimu.
Tapi, memang aku salah melihat.
Barangkali saat itu aku salah mengartikan. Ketika tanganmu merangkul di pundakku dan kata cinta yang kamu bisikan secara lembut di telingaku. Mungkin saat itu aku salah mengartikan. Saat kamu membuatkan ku surat cinta yang katanya itu adalah perasaanmu. Aku terlanjur mempercayai perasaanmu itu, padahal surat itu hanyalah coretan pena belaka, bukan perasaanmu.
Tapi, memang aku salah mengartikan.
Barangkali saat itu aku salah memahami. Ketika perlakuan manismu yang tak hanya untukku. Mungkin saat itu aku salah memahami. Saat kamu menanyakan alasanku berada di sampingmu, aku menjawabnya karena aku ingin. Aku terlanjur menjawabnya seperti itu, padahal kamu ingin aku pergi.
Mungkin, saat itu aku salah memahami.
—10.05pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoetryAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...
