Seolah-olah, Kamu Penting

124 7 0
                                    

Bahkan untuk menghapusmu dari ingatanku, sulitnya bukan main.

Seharusnya ini menjadi perihal yang mudah untuk melupakanmu, kala di sekolah aku selalu lupa akan materi yang disampaikan guru. Seolah-olah kamu adalah hal penting yang harus aku ingat selalu, yang sangat berpengaruh pada masa depanku. Seakan-akan kamu adalah aset yang aku miliki, hingga harus aku jaga, bukan untuk dilupakan.

Seringkali aku lupa jika aku selalu mendoakanmu agar kau dijaga. Namun ketika orang lain menjagamu, aku lupa jika itu kemauanku sendiri. Ini semacam sakit yang aku buat sendiri. Seakan-akan aku menjadi korban atas tindakan mu. Seakan-akan kamu pelaku yang salah, dan akan selalu begitu kenyataannya.  Namun jika ditelaah kembali, bukan kah aku pelakunya? Aku pelaku yang membuat hatiku sakit. Bukan kamu.

Tapi, akan aku ungkit kembali perihalmu yang membuatku yakin untuk  menyimpulkan bahwa kamu pelakunya.

Kamu seringkali datang kala aku sudah mulai melangkah meninggalkan titik jenuh. Kamu datang, menyadarkanku bahwa titik jenuh itu adalah "aku" yang sebenarnya. Seperti jati diriku berhenti di sana, dan ada kamu di sana. Kamu datang ketika aku merencanakan kemana aku akan melangkah untuk pergi dari sosokmu. Dan kamu, berani-beraninya membelokkan langkahku ini. Dan hatiku, kurang ajar sekali menuruti matamu yang menjanjikan hidup bahagia bersamaku.

Semakin ke sini, semakin jelas siapa pelakunya.

Aku. Perempuan rapuh yang terpaku pada janjimu untuk menggiringku dalam duniamu yang bahagia.

Seolah-olah kamu penting, menjadikanku sebagai pelaku tindak kriminal melukai hati yang sudah rapuh. Menyakiti diri sendiri seakan melukai orang lain. Menyalahkan pihak lain, tidak sadar betapa munafiknya aku. Itu karna, hatiku mengatakan seolah-olah kamu penting.

—12.35am

Today.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang