Bahwa dengan atau tidak denganmu, aku masih terus terluka.
Kau bisa bayangkan aku terluka ketika aku bersamamu. Aku terluka ketika tangan kita terkait, namun tak memiliki status hubungan yang jelas. Aku tak memintamu untuk menjelaskan apa yang selama ini kita lalui. Hanya saja, ketika tangan kita terkait, tak ada rasa diantara kita, karena cuma aku yang punya rasa, sedangkan kamu tidak.
Aku cukup terluka dengan perasaan yang aku sakiti sendiri. Aku cukup terluka ketika bersamamu, ketika aku meminjamkan bahu untukmu bersandar dengan dasar hatimu yang lelah karena pacarmu. Bahuku digunakan bersandar olehmu karena kamu lelah dengan dunia ini. Kamu bersandar karena ingin aku mengetahui betapa banyak masalah yang kamu alami, tapi tidak ingin aku mengetahui dunia yang kamu buat sendiri. Aku, terluka.
Maka, bisa kau bayangkan betapa terlukanya aku walaupun tidak denganmu. Perpisahan yang sesingkat pertemuan ini membuatku cukup terluka. Sudah pergi, kembali lagi. Bahkan ketika aku sedang menjamu mu, kamu pergi, dan esoknya akan kembali seakan-akan kita sudah lama tak bertemu. Tapi perasaannya beda. Kamu bukan rindu. Kamu tidak merindukanku. Tapi kamu butuh teman untuk seling mu saja. Dan bodohnya aku, aku menerimamu dengan senyuman.
Aku cukup terluka. Bahkan ketika kamu menanyakan kabarku. Aku menjawabnya dengan antusias sementara ketika kamu aku tanya balik, kau tak peduli. Aku, terluka.
—1.17pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PuisiAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...