Kau bepergian ke sana kemari tak tentu arah. Kau berkelana tanpa tahu dengan pasti tujuanmu kemana. Kau belajar menyusuri samudera untuk menggapai jati diri yang sedang kau cari.
Lantas, aku memintamu oleh-oleh.
Aku tak menginginkan sesuatu yang spesial. Tapi kau bilang, kau akan membawakan senja untukku. Tentu saja aku kaget. Senja yang Indah itu akan kau potong dan kau bawa pulang sebagai buah tangan untukku. Aku bertanya padamu, untuk apa kau mencuri senja dan memberikannya padaku. "Senja ini akan aku titipkan untukmu. Sebagai kenang-kenangan terakhir dariku yang akan berkelana jauh," katamu sembari tersenyum, walau aku tak melihat senyum itu.
Lalu, kita bertemu pada sebuah pulau yang tenang. Sebuah pulau yang hanya berpenghuni sekian orang, termasuk kita. Kamu merogoh saku kemeja lusuhmu, kemudian mengeluarkan senja dari dalamnya. Senja berbentuk persegi dengan gunung dan matahari yang siap tenggelam. "Ini untukmu. Ku titipkan senja agar bisa kau bawa kemana-mana. Ku titipkan senja untuk kau simpan kala kau rindu padaku," katamu sembari mengelus Puncak kepalaku.
"Kau akan berkelana kemana lagi?" tanyaku dengan getir. Katamu, "aku akan hilang. Aku juga tak akan mengirimimu kabar lagi."
Sebentar. Bukankah kau tak pernah memberiku kabar? Bahkan ketika kamu berkelana dekat dengan pulau ini, kau tak pernah memberi kabar. Kau membiarkan aku menerka kemana kamu pergi, dan apa motivasimu berkelana jauh. Aku tak mempermasalahkannya. Aku hanya tersenyum dan memandang potongan senja itu.
Lalu kamu bangkit. Kamu mengulurkan tangan agar aku ikut berdiri di sampingmu. Kamu juga menyodorkan tangan untuk ku jabat. Tapi..., aku tak mau menjabat tanganmu. Saling berjabat artinya sebuah perpisahan. Sementara aku tak ingin berpisah, walau selama bersamamu, aku sudah berpisah denganmu. Kita berpisah pada perasaan yang tak kunjung memiliki titik temu ini. Dan akhir dari cerita, kita berpisah, untuk tidak lagi saling pandang.
Maka kamu pergi. Meninggalkanku dengan senyuman. Memberiku sepotong senja yang akan aku simpan sebagai tanda bahwa aku pernah menunggu seseorang yang bahkan tak ingin ditunggu.
Selamat tinggal. Senja yang kau titipkan, akan aku jaga dengan baik.
—5.30pm

KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoesiaAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...