Tak perlu kau memaksakan kehendak untuk mencintaiku, karna memang kenyataannya hanya aku yang mencintaimu.
Sungguh. Tidak perlu seperti itu. Kamu tak perlu memaksa untuk membuatku bahagia. Karena dengan paksaanmu perihal perasaanmu sendiri malah membuatku sakit. Paksaan itu malah membuat ku merasa nelangsa sampai kamu perlu memaksa perasaanmu sendiri. Tujuan mu yang tak ingin aku terluka, malah sebaliknya. Kamu, mengukir luka. Memahat pedih di hati. Memporak-porandakan perasaan yang tak pernah berarti ini untukmu. Kamu tak perlu bersusah payah seperti itu.
Kamu tak perlu mengubah apapun diantara kita. Jika awalnya hanya aku yang mempunyai rasa untukmu, biarlah seperti itu. Jika awalnya aku yang memutuskan untuk mencintaimu, biarlah seperti itu. Jika awalnya aku yang menganggap semua perlakuanmu spesial dimataku, biarlah seperti itu. Bahkan jika awalnya aku menganggap pertemuan singkat akan berakhir indah, biar lah seperti itu. Karena mungkin saat itu aku salah lihat. Mungkin saat itu aku salah memahami apa yang terjadi. Mungkin saat itu memang aku yang salah mengartikan semuanya.
Jadi, biarlah seperti ini. Tak usah pedulikan aku. Karena aku hanya peduli padamu, tidak dengan diriku.
—1.20pm

KAMU SEDANG MEMBACA
Today.
PoesíaAku menyudahi segalanya. Baik tentangmu, maupun tentang kita. Karena kita sudah selesai. Tak ada lagi cerita yang mengisahkan tentang kita dalam bab baru. Aku melepasmu pergi dengan yang lain. Terserah kamu mau berbuat bagaimana, yang penting aku me...