Bagian 8 - Mantra

10.2K 537 5
                                    

Ring.

Sebuah surel kembali masuk, dengan subjek Leon Pradita. Ryuji membukanya dan tersenyum sinis begitu membaca semua informasi yang ada.

"Jika dia lahir sebagai aku. Sudah pasti dia akan menjadi ketua," ucap Ryuji.

*****

Jepang.

Asami turun dari pesawat pribadinya. Di hadapannya sudah berbaris rapi sekumpulan pria dengan rambut terpotong rapi yang menggunakan setelan jas berwarna hitam, mereka membungkuk memberi penghormatan padanya.

"Ketua sudah menanti anda, Nona Asami," ucap seorang pria yang tidak membungkuk.

"Mobil untuk anda juga sudah siap," lanjutnya.

Asami memutar bola matanya, merasa jengah. Kemudian dengan gaya anggun ia berjalan di antara para pria itu menuju tempat mobilnya terparkir.

Tiga puluh menit dan ia kini sudah sampai di sebuah rumah besar dengan gaya jepang tradisional. Dari luar rumah ini tampak asri dengan beberapa pohon yang menyembul keluar.

"Apa ada kabar dari Ayah?" tanya Asami.

"Tidak, Nona. Ayah anda masih berada di Dubai dan tidak memberi kabar selama berminggu-minggu."

"Mati?"

"Tidak juga. Sepertinya dia memiliki pekerjaan lebih dari seharusnya."

"Ayah pencari masalah apa yang aku miliki."

Pria itu membungkukkan kepalanya kemudian, sedangkan Asami mulai memasuki rumah besar tersebut.

"Bagaimana dengan Ibu?"

"Dia masih berada di Prancis, banyak melakukan belanja."

"Dia harus memberiku lebih banyak uang, bukan?"

"Benar, Nona" dan pria itu menunduk kembali.

Asami melanjutkan langkah kakinya, memasuki pekarangan dimana tidak ada satupun orang di sana. Bahkan pria yang menemani perjalanan tadi pun tidak diperkenankan masuk.

Ia kemudian menurunkan kakinya. Meletakan kedua lututnya dia atas tanah berumput dan duduk dengan tegak.

"Ketua, saya Asami, menyerahkan penghormatan untuk anda," dan Asami membungkukkan tubuhnya sedalam mungkin.

Shōji (障子) atau panel pintu kayu yang hanya ada satu-satunya di sana bergeser, memperlihatkan punggung seorang pria yang menggunakan yukata berwarna hitam pekat.

"Salam, Ketua," ucap Asami.

"Bagaimana dengan Ryuji?"

Masih dalam posisi membungkuk hormat, Asami menjawab, "Dia masih keras kepala seperti biasa."

"Kau gagal dalam misi."

Asami tersenyum, "Saya belum gagal. Bahkan saya belum memulainya."

"Kembali saat kau mendapatkan Ryuji. Apa perintah itu kurang jelas untukmu?"

"Tentu tidak. Saya kembali karena saya harus melaporkan sesuatu yang menarik untuk anda, Ketua. Saya harus menyampaikannya secara langsung."

"Berharaplah ini memang sesuatu yang menarik. Jika tidak kau akan berakhir sama seperti lainnya."

"Saya sangat yakin anda menyukainya," Asami kemudian bangkit dan menyerahkan dokumen yang ia bawa.

Ketua membaca dokumen itu masih hanya dengan memperlihatkan punggungnya.

"Hana Naomi Sachie. Gadis muda berusia 16 tahun."

"Kau ingin mempersembahkannya?" tanya Ketua.

Asami membungkuk, "Dengan persetujuan anda."

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang