Sebuah mobil sport mahal berwarna merah terang saja sudah menarik banyak perhatian, apalagi jika seorang pria tampan blasteran keluar dari dalamnya, sudah pasti setiap orang akan semakin menggila.
Namun Ryuji, si pria tampan pemilik mobil hanya menatap lurus ke depan, tidak membiarkan karismanya goyah sedikitpun. Ia kemudian berjalan dengan gagah memasuki UGD. Sebelum masuk ia sudah disambut para anak buahnya yang membungkuk penuh hormat.
"Get lost!" satu kata dan mereka langsung pergi dari hadapannya.
Ryuji masuk, berjalan ke ranjang Hana dan hanya mendapati ranjang itu telah kosong. Ia berjalan menuju meja administrasi dan berbicara pada wanita memakai jas lab panjang yang merupakan seorang dokter.
"Maaf," ucap Ryuji membuat dokter ini menghentikan kegiatannya.
"Pasien yang ada di ranjang nomor tujuh, kemana dia?" tanyanya langsung.
Dokter itu tidak segera menjawab, ia melihat tampilan pria ini dari atas sampai bawah. Rambut dan kornea mata hitam pekat, kemeja putih dengan dua kancing terbuka, celana dan jas warna hitam, serta sepatu casual berwarna hitam.
"Hana...?" respon dokter itu.
"Ya, gadis muda itu dimana dia?"
Dokter itu menyerahkan laporan yang sedang ia isi pada perawat dan kemudian menyuruh Ryuji untuk mengikutinya.
"Kamu pasti Ryuji, Hana menceritakan banyak tentang kamu," jelas si dokter dalam perjalanan menuju suatu tempat.
Ryuji memperhatikan jalan yang dilewatinya lama-lama semakin sepi, bahkan ia merasa ini bukanlah tempat yang pantas di datangi oleh seorang wali pasien sepertinya.
"Kemana kita akan pergi?" tanyanya curiga.
"Hana bilang kamu pacarnya, dan kamu adalah orang baik," dokter mengabaikan pertanyaannya.
"Hah? Pacar?"
"Ya."
Mereka kemudian sampai di ujung lorong. Satu pintu berada di hadapan mereka dengan papan bertuliskan ruang monitor.
"Kenapa kita harus melihat ruang monitor?"
"Kamu mencari Hana bukan? Maka kamu akan mengetahuinya," jelas si dokter tanpa berbalik.
Memasuki ruangan, dokter menyapa semua orang yang bertugas. Ia lalu menyuruh Ryuji mendekat dan memperhatikan satu layar besar di hadapannya.
Layar tersebut memperlihatkan Hana yang sedang tertidur dan kejadian setelahnya dimana orang tuanya datang dan dia menerima beberapa tamparan keras.
"Mereka adalah orang tua Hana. Mereka datang tiba-tiba dan berteriak memanggil namanya. Hana sedang terlelap saat itu karena obat tidur yang saya berikan. Namun mereka membangunkannya paksa dan dia langsung menerima tamparan keras dari Ayahnya hingga ia terjatuh dari ranjang."
"Kedua orangtuanya kemudian mengatakan hal yang tidak masuk akal. Mereka marah namun tidak menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Hana hanya bisa diam, dan saya tau kenapa dia seperti itu."
"Saya juga akan lebih memilih diam dibandingkan menjelaskan kepada orang yang pada tidak mau mendengarkan. Itu hanya membuang tenaga."
"Hana mencapai batasnya, ia ingin melawan, memberikan tamparan balasan. Namun ia terhenti, karena bagaimanapun mereka adalah keluarganya. Tapi mereka tidak menganggap Hana keluarga."
"Mereka bahkan memberikannya tamparan lagi dan lagi, sebelum akhirnya mereka benar-benar pergi. Jika saya menjadi Hana, maka saya sudah menangis keras. Tapi dia tidak, atau lebih tepatnya dia sudah kehilangan perasaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomansaJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...