Bagian 9 - Tidak Suka

9.4K 518 8
                                    

"Nih," Leon memberikan botol air mineral yang sudah dibuka tutupnya.

"Makasih," balas Hana.

Sementara itu Leon mulai memakan hotdog yang dibelinya.

"Na," panggilnya disela makan.

"Hmm?"

"Lo suka cokelat kan?"

Hana menoleh dengan mata yang berkilauan, "Of course...!!!"

(Tentu saja...!!!)

"Ha? Skor?" Leon mencoba mengucapkan kembali apa yang Hana katakan.

Hana mendesah sembari mengelus dadanya agar tidak emosi saat ini.

"Lo suka apa engga?"

"Ya ga usah nanya, gue mah pecinta makanan manis," jawab Hana.

"Kenapa emang?" tanyanya.

"Bokap gue baru pulang dari Belgia, terus dia bawa cokelat, dan gue pikir kayaknya lo bakal suka sih sama cokelatnya."

"OH MY GOD, YON!!!" Hana berseru keras membuat semua orang menatap dirinya.

"Na! Anjir mulut lo ya! Ini lagi di sekolah, jam makan siang pula, malu na... malu..." Leon mulai menutup wajahnya.

"COKELAT BELGIA ITU TERBAIK, YON!" lanjut Hana tak peduli dengan protes.

Perlahan, Leon mulai menjauh ke sudut lainnya, berbicara dalam jarak.

"Jadi kan gue ga suka manis, nyokap apalagi. Bokap sebenarnya bawa dua, cokelat manis sama asin, tapi yang asin udah gue makan. Makanya gue pikir yang manis buat lo aja."

Mata Hana langsung berkilat, ia menggeser tubuhnya menuju Leon, membuatnya langsung terpojok.

"Keputusan yang bagus! Ada berapa banyak?"

"Satu kotak? Kalau ga salah ada sepuluh cokelat," jelas Leon.

"YASSHHH...!!! Pemanis kehidupanku...!" Hana menggenggam erat tangan Leon dengan dramatis.

"Tapi, Na," dan Hana langsung mengangguk-angguk.

"Cokelat manisnya ga murni cokelat, tapi dicampur matcha," sambung Leon.

"Eeehhh...?" Hana langsung menjauh.

Leon tersenyum lebar, "Biarpun rasa matcha, tapi tetep itu cokelat kok, Na."

"Hell, NO!" Hana menyilangkan tangannya.

"Cokelat campur susu, oke. Cokelat campur almond, oke. Cokelat campur kismis, oke. Cokelat campur cookies, oke. Semua oke, kecuali M.A.T.C.H.A.!" tegas Hana.

"Yee emang lu bakal gatel-gatel kalau makan matcha? Ya kan enggak."

"Yon, begini ya. Matcha itu bagi gue sepet, pahit, creamy ga jelas, ditambah amis. Gue aja kadang bingung, dia itu sejenis ikan atau gimana?" jelas Hana.

Leon memutar bola matanya. Jengah dengan penjelasan yang dramatis itu.

"Ya udah, lo ga mau nih?" tawarnya sekali lagi.

"No, thanks. Lo kirim aja buat Dinda."

"Maunya. Tapi nanti meleleh," jawab Leon.

"Ya udah, lo telen tuh semua cokelatnya," balas Hana sedikit kesal karena kesempatannya makan cokelat belgia melambung tinggi tak kembali.

Leon hanya tertawa, ia kemudian membereskan sampah makanan yang telah selesai dimakan.

"Eh, Na, apa kabar tuh sama dosen sastra inggris?"

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang