"Okaasan...?"
"Ryuji."
"Okaasan, kemana Okaasan akan pergi? Okaasan barang bawaanmu sangat banyak."
"Aku akan pergi."
"Aku akan pergi juga, Okaasan."
"Kamu tidak bisa, Ryuji, kamu harus tinggal. Otousan membutuhkanmu."
"Aku butuh Okaasan juga."
"Ryuji, dengar. Okaasan akan pergi sehingga kamu akan punya kehidupan yang bahagia."
"Aku bahagia dengan Okaasan. Tanpa Okaasan aku tidak bahagia."
"Otousan tidak bahagia jika Okaasan masih disini. Kamu harus mengerti."
"Tetap tinggal Okaasan. Jangan pergi."
"Ryuji, suatu hari kamu akan mengerti. Dengarkan Otousan. Sekarang, aku akan pergi. Jaga dirimu. Okaasan mencintaimu."
Ha!
Ryuji tersentak dari mimpinya. Ia kemudian mengusap wajahnya seraya menghela napas dalam.
"Ini sudah 20 tahun dan aku masih tidak mengerti kenapa kau pergi," batinnya.
Ia lalu menyadari sesuatu, tangannya sejak tadi hanya menyentuh halusnya sprei, namun ia sama sekali tidak menyentuh kehadiran Hana. Ia menoleh dan mendapati sisi sebelah kirinya telah kosong. Gadis itu tidak ada di sana, bahkan selimut yang ia gunakan juga tidak ada.
Ryuji mengambil rokok dan membakarnya, "Kemana dia?"
Ia bangkit, berjalan menuju ruang tamu dan mendapati Hana berada di sana sedang mengamati layar laptop. Ia menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Merasa lebih baik?" Ryuji bertanya.
Hana memiringkan kepalanya, dan melihat Ryuji dari balik laptop.
"Ahh... ya. Terima kasih," dan ia kembali sibuk.
Ryuji berjalan dan menghempaskan dirinya ke atas sofa. Ia mengamati apa yang dilakukan gadis itu.
"Surel?"
Hana mengangguk, "Aku sudah tidak masuk lebih dari tiga hari dan sekarang aku menerima banyak surel."
Ryuji dapat melihat deretan surel yang masuk. Bagian teratas ia melihat nama Mr. Reyhan. Hana kemudian membalas surel darinya.
"Siapa dia?" tanya Ryuji.
"Seorang dosen Sastra Inggris," jelas Hana.
Ryuji tak bertanya lagi, ia membiarkan Hana menyelesaikan kegiatannya.
"Tunggu sebentar..." Ryuji memajukan tubuhnya, "Apa ini laptopku?" ia melihat tepat ke mata Hana.
"Ya, tentu saja."
Laptop ini berada di ruang kerjanya, dan Ryuji tau betul, tidak ada satupun orang yang memakainya karena ia menggunakan password.
"Jarimu," ucap Hana, "Aku menggunakan jarimu untuk membukanya," ia kemudian menunjuk finger print yang ada di sisi kanan bawah laptop.
Ryuji merebahkan tubuhnya ke belakang, "Sial, jalang gila yang pintar!" tukasnya.
Rokok yang ia hisap sudah habis, maka Ryuji mengambil rokok lainnya dan membakarnya namun kemudian....
Wsh!
Pupilnya mendadak membesar ketika wajah Hana tiba-tiba saja menjadi sangat dekat.
"Jangan merokok," Hana mengambil rokok yang ada di mulutnya. Ia kemudian mematikannya dan melanjutkan membalas surel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
Lãng mạnJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...